GridOto.com - PT PLN (Persero) membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin bekerja sama membuka Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), dengan sistem franchise atau waralaba.
Menurut Wilfrid Sahat P. Siregar, Senior Officer Direktorat Retail dan Niaga PLN, ada sejumlah paket yang ditawarkan PLN untuk mendirikan SPKLU.
Harga yang ditawarkan juga beragam, tergantung dari paket apa yang diambil oleh konsumen.
"Modalnya itu tergantung, kan ada tiga tipe, pertama konsumen punya lahannya saja nanti PLN semua yang membeli alat-alatnya. Itu ada hitungan (harganya)," ucap Wilfrid di sela-sela acara Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023.
Skema kedua, konsumen sudah punya lahan dan mesin SPKLU-nya.
"Itu juga bisa, nanti kami aplikasikan dan downloadkan aplikasi PLN Mobile-nya," jelasnya.
Ketiga, konsumen sudah punya semuanya dan PLN hanya menyuplai listriknya saja.
Bicara soal estimasi harga, menurutnya saat ini PLN tengah menyusun banderol baru.
"Modalnya itu nanti ada perubahan lagi, karena kemarin kan modelnya ada shelternya gitu. Nah itu shelternya yang bikin mahal," jelas Wilfrid.
Baca Juga: Mudik 2023 Pakai Mobil Listrik, Ini Daftar SPKLU di Rest Area Tol
"Tapi nanti kami enggak pakai shelter lagi, jadi cuma pakai stand aja. Itu mungkin harganya bisa lebih murah," lanjutnya.
Sebagai contoh, untuk mesin slow charging harganya berkisar mulai Rp 50 jutaan sampai Rp 60 jutaan.
"Itu mesinnya saja, nanti kan ada hitungannya lagi konsumen pakai skema yang seperti apa," ungkapnya.
Untuk mesin medium charging, harganya sekitar Rp 200 jutaan.
Terakhir mesin ultra fast charging harganya sekitar Rp 1 miliar.
"Kurang lebih harga mesinnya segitu, tapi nanti ada hitungannya lagi untuk skemanya seperti apa," tutupnya.