GridOto.com - Drama perebutan Adrian Newey memang sudah berakhir, dengan keputusannya bertahan bersama tim Red Bull Racing.
Namun fakta lain baru terungkap kemudian, pria yang dijuluki 'Pengendali Angin' berkat keahliannya di aerodinamika ini ternyata sempat berpotensi untuk bergabung dengan tim rival.
Satu pekan sebelum teken kontrak baru bersama Red Bull, Adrian Newey dikonfirmasi juga melakukan negosiasi dengan Mercedes.
Toto Wolff selaku Bos Mercedes sempat memberikan tawaran, yang sebenarnya sulit untuk ditolak oleh mantan insinyur Williams dan McLaren tersebut.
Wolff mendekat dengan memanfaatkan asisten barunya, yang sebelumnya bekerja di kubu banteng merah.
Asisten tersebut pernah dekat langsung dengan sang insinyur, hingga menjembatani pria asal Austria ini untuk membujuk Newey.
Kabar tersebut lalu dikonfirmasi oleh Penasihat Red Bull, Helmut Marko, tentunya langsung memanfaatkan momen ini untuk menyindir sang rival.
"Mr. Wolff sepertinya tak begitu percaya diri dengan orang-orangnya untuk membetulkan masalah mobil mereka," kata Marko dilansir GridOto.com dari PlanetF1.
Lanjut menurut Marko, untuk pertama kalinya Wolff ataupun petinggi Mercedes lain memberikan penawaran ke insinyur andalannya.
Baca Juga: Hasil F1 Miami 2023 - Red Bull Berpesta, Max Vetstappen dan Sergio Perez Finish 1-2
Sebelumnya, Newey mengungkapkan bahwa Ferrari pernah ngebet banget mengejar tanda tangannya selama lebih dari 20 tahun.
"Mereka datang tiga kali, pertama saat aku berkarier IndyCar karena Ferrari ingin membuat mobil IndyCar. Saya ditawari menjadi kepala desainer proyek mereka, tapi rasanya tidak cocok dan saya menolaknya," kata Newey.
"Lalu Jean Todt menawarkan saya jadi Direktur Teknis pada 1996. Saat itu dapat tawaran untuk bertahan di Williams, atau bergabung dengan McLaren ataupun Ferrari," jelasnya.
Ferrari tak cocok dengan Newey karena markasnya berada di Italia, karena dirinya memikirkan keluarga dan tak mau tinggal di luar Inggris.
Tawaran ketiga datang pada 2014 silam, ketika Red Bull mengalami penurunan performa bersama mesin Renault di awal era hybrid.
Saat itu Newey hampir tergoda, karena masa sulit Red Bull bersama Renault.
"Keputusan sulit. Ferrari datang dengan tawaran luar biasa menarik dan aku sampai kesulitan tidur untuk nenentukan akan ke mana. Tapi aku merasa tak cocok kemudian memilih Red Bull," jelasnya.