Bus Masuk Jurang di Guci, Rian Mahendra Ungkap Tujuan Anak Kecil Menarik Handbrake Bus

Rezki Alif Pambudi - Minggu, 7 Mei 2023 | 16:35 WIB

Rian Mahendra berikan komentar soal insiden bus masuk jurang di Guci (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Kejadian bus masuk jurang di Guci menjadi sorotan banyak kalangan, salah satunya tenaga Ahli PO Kencana, Rian Mahendra.

Lewat akun Instagram pribadinya @rianmahendra83, ia memberikan pendapat mengenai kejadian bus masuk jurang di obyek wisata Guci tersebut.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari rekan busmania, Rian coba meluruskan kabar tak bertanggung jawab yang beredar soal insiden bus masuk juarang di Guci ini.

Putra Haji Haryanto tersebut menegaskan, kecelakaan tidak ada hubungannya dengan kondisi fisik armada bus.

Apalagi bus tersebut bisa dibilang masih prima, karena memakai sasis Jetbus 3+ Voyager yang relatif baru.

"Kronologi, meluruskan berita2 miring tentang kondisi armada," tulis mantan petinggi PO Haryanto ini.

Rian membenarkan bahwa alasan bus meluncur ke jurang, diduga karena seorang anak menarik tuas handbrake bus.

Dijelaskan juga bahwa anak kecil tersebut berada di area pengemudi, demi mengambil foto.

"Mesin menyala karena penumpang baru naik ke bis, ditinggal ngopi oleh para crew sebentar tiba-tiba ada penumpang (info dari mania adalah seorang anak kecil) melepas handrem untuk membuat dokumentasi ala-ala, spontan bis menggelinding dan masuk jurang," jelasnya.

Baca Juga: Ditinggal Sopir, Bus Masuk Jurang di Guci, Diduga Ulah Anak Kecil

Rian pun sangat menyayangkan anak kecil tersebut melakukan kesalahan fatal, hingga berujung hilangnya satu nyawa dari insiden tersebut.

"Duh kayak begini nih. Kenapa sih dek? Kenapa mainin handrem?," sambungnya.

Menurut Rian, kejadian ini seharusnya tak terjadi jika para kru dan penumpang saling mengawasi area pengemudi.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Rian Mahendra (@rianmahendra83)

Area pengemudi adalah tempat terlarang yang tidak boleh ada orang lain berada di sana, kecuali pengemudi bus.

"Pengemudi tidak boleh membiarkan bus menyala tanpa awak walau posisi berhenti, apalagi di tempat yg rawan seperti turunan," sambungnya.

"Pengemudi tidak boleh membiarkan siapapun kecuali crew dan managemen menduduki atau bermain di area kabin. Sesama penumpang juga harus bisa menegur atau mengingatkan agar hal semacam ini tidak terjadi lagi," jelasnya.