GridOto.com - Layaknya oli mesin, oli transmisis matik CVT juga membutuhkan penggantian berkala.
Rata-rata pabrikan menganjurkan penggantian oli transmisi matik setiap 40.000 km sekali.
Dua metode yang bisa digunakan untuk mengganti oli transmisi matik yakni ganti biasa dan flushing.
Lalu apa akibatnya kalau mengganti oli transmisi matik enggak pernah dilakukan flushing?
Arief Hidayat selaku Founder & CEO Wealthy Group yang juga memproduksi oli transmisi matik menjelaskan bahwa sangat bahaya kalau oli transmisi matik CVT enggak pernah di-flushing.
Baca Juga: Oli Transmisi Matik Bisa Berkurang, Penyebabnya Karena Masalah Ini
"Oli transmisi matik itu perlu dan sangat perlu dikuras atau flushing," buka Arief.
"Oli transmisi matik yang hanya diganti biasa akan tetep menyimpan kotoran dan gram-gram halus di dalam, oli yang baru nantinya akan bercampur dengan oli lama," buka Arief.
Jika hanya melakukan penggantian oli transmisi biasa malah hasil yang didapat tidak akan akan maksimal.
Gram halus ini yang bisa merusak komponen penting seperti sabuk baja dan puli yang bisa putus.
Memang, jumlah oli transmisi matik CVT yang digunakan lebih banyak dibanding mengganti biasa.
Baca Juga: Kenali Bahaya Geser Tuas ke P di Lampu Merah Saat Mudik Lebaran 2023
Flushing oli transmisi matik CVT juga membutuhkan trik khusus agar semua oli lama yang ada di dalam bisa dibuang.
"Kita buatkan adaptor untuk proses flushing oli transmisi matik CVT, total ada 85 buah nepel adaptor yang bisa digunakan," terangnya.
Nantinya adaptor ini digunakan di mesin ATF charger untuk mengeluarkan keseluruhan oli transmisi matik CVT yang ada.
Itulah pentingny melakukan flushing setiap mengganti oli transmisi matik CVT.