GridOto.com - Toprak Razgatlioglu keluar menjadi salah satu kandidat yang mengancam posisi Franco Morbidelli di tim Monster Energy Yamaha, pada MotoGP 2024 mendatang.
Tes privat motor Yamaha YZR-M1 yang dilakukan Toprak Razgatlioglu di Jerez pekan ini, menjadi tahap seleksi awal dari Lin Jarvis untuk kursi kedua di tim Monster Energy Yamaha musim depan.
Di atas YZR-M1, Toprak Razgatlioglu mencetak waktu terbaik 1 menit 38,860 detik, pada dua hari tes yang digelar tanggal 11-12 April 2023 lalu.
Angka tersebut memang masih kalah 0,7 detik dari test rider Yamaha, Cal Crutchlow, ataupun 1,4 detik Dani Pedrosa yang menjadi pembalap terkencang pada tes tersebut.
Namun untuk ukuran rider yang baru merasakan YZR-M1, El Turco menunjukkan prospek sangat menarik.
Lantas, apakah pembalap Turki ini sudah pantas untuk menggantikan Franco Morbidelli?
"Bagi kami tes tersebut merupakan kesempatan bagus, melihat potensi Toprak di MotoGP di masa depan," kata Lin Jarvis, Managing Director Yamaha, dilansir GridOto.com dari Speedweek.
"Dia menunjukkan ketertarikan, itu normal karena setiap rider ingin merasakan bagaimana rasanya di kelas premier," papar sang bos.
Jarvis tak menampik, sebagai Manajer ia sangat tertarik untuk mencoba kemampuan murid legenda balap Turki, Kenan Sofuoglu, tersebut.
Baca Juga: Demi Kejar Rekor yang Gagal Diraih Valentino Rossi, Jack Miller Lakukan Diet Khusus di MotoGP 2023
Namun untuk sementara ini, Morbidelli masih jadi pilihan utamanya sebagai rekan Fabio Quartararo.
Setidaknya pikiran tersebut akan bertahan sampai paruh musim 2023 nanti, tergantung bagaimana performa rider berdarah Brasil-Italia tersebut.
"Tentu kami dengan tim pabrikan awalnya, di mana Franco kontraknya berakhir di 2023. Skenario ideal kami tetap dengannya jika dia menunjukkan performa seperti terakhir kali di Argentina," ungkap Jarvis.
Manajemen tim berlogo garpu tala ini, akan memantau performa Morbidelli sampai pertengahan musim.
Tentu semua itu tergantung hasil balapan dari pembalap berusia 28 tahun tersebut.
"Jika dia tetap bagus itu sempurna bagi kami, karena kami butuh dua rider kencang dan otomatis itu mengamankan posisinya lanjut dengan kami," tutur Jarvis.
"Jadi opsi pertama lanjut dengan Franky. Tapi jika kasusnya tak berhasil, kami melihat sekitarnya. Itulah kenapa aku mengadakan tes dengan Toprak," jelasnya.