Tiga Red Flag di F1 Australia 2023, FIA Dituduh Sengaja Bikin Kacau Balapan Biar Penonton Senang

Rezki Alif Pambudi - Senin, 3 April 2023 | 21:30 WIB

FIA dikritik karena terlalu memaksakan adanya red flag dan restart di F1 Australia 2023 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Kabar tak sedap beredar usai balapan F1 Australia 2023 di Sirkuit Albert Park akhir pekan lalu.

FIA lagi-lagi mendapat kritikan, soal beberapa keputusan yang dikeluarkan saat balapan F1 Australia 2023 berlangsung.

Tiga red flag dan tiga restart yang agak kacau terjadi di F1 Australia 2023, disebut-sebut sengaja dibuat oleh Federation Internationale de l'Automobile (FIA).

Konon FIA dibilang memaksakan hal tersebut untuk memberikan ketegangan dan hiburan kepada penonton akan balapan yang chaos.

Adanya restart khususnya dengan standing start (start yang dimulai dengan diam di grid), akan membuat balapan menjadi semakin seru karena jarak yang rapat dalam balapan.

Namun dalam prosesnya, terjadi beberapa kekacauan nih pada balapan kemarin.

Misalnya saja menjelang restart yang pertama pada lap 10, di mana sempat hampir ada tabrakan beruntun karena sebagian pembalap berhenti di satu area karena ada puing sisa crash di depannya.

Kemudian pada restart kedua pada lap 57, di mana di sana ada beberapa insiden hingga red flag terpaksa dikibarkan lagi sebelum balapan dimulai kembali dengan rolling start di lap 58 (lap terakhir.

Sejumlah pihak termasuk beberapa tim dan pembalap, tak puas dengan keputusan FIA membuat terlalu banyak red flag dan restart.

Baca Juga: Tim Haas Sempat Protes Hasil Balap F1 Australia 2023, Ada Apa?

Apalagi ada beberapa korban yang harus keluar dari balapan dan kehilangan posisi karena prosedur restart yang agak terlalu keras.

Tuduhan tersebut pun menimbulkan pro dan kontra, namun tak sedikit yang menilai hal itu tak mungkin dilakukan FIA.

Mantan pembalap sekaligus reporter Sky Sports F1, Martin Brundle, tak percaya jika FIA sengaja membuat balapan kacau di Albert Park.

"Jelas tidak. Kupikir tak ada instruksi untuk melakukan show up bahkan ketika diperlukan sekalipun. Coba ke sini deh jalan bareng-bareng orang-orang yang bilang begitu," kata Brundle dilansir GridOto.com dari Sky Sports.

"Mudah bagi orang di luar bilang harusnya begini harusnya begitu," jelasnya.

Menurut Brundle, keputusan FIA sudah tepat meski memang tak bisa memuaskan semua orang.

"Jika ada puing sisa crash di trek, kau harus membersihkannya, tak bisa hanya melewatinya dengan kecepatan ratusan km/jam," sambungnya.

"Ketika Alex Albon melebar mereka sebenarnya bisa saja menggunakan Safety Car saja dan kemudian sambil membersihkan treknya. Tapi red flag mungkin diperlukan ketika ada ban dan banyak puing sisa crash di trek. Aku percaya mereka tak sengaja mendesain ini," jelasnya.

Bagi Brundle, di beberapa momen akan lebih berbahaya jika tidak segera mengibarkan red flag dan memaksakan tetap dengan Safety Car saja.