GridOto.com - Insiden kecelakaan bus Batik Solo Trans (BST), yang terjadi di Kawasan Jurug, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah mendapat sorotan banyak pihak.
Salah satunya Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka yang tak ingin kecelakaan bus BST terjadi lagi pada masa mendatang.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa, Gibran pun meminta adanya pengecekan kesehatan rutin untuk para sopir bus BST dan feeder.
Dengan begitu, operator bisa memastikan kondisi kesehatan sopir bus dan feeder sebelum berangkat melayani para penumpang.
"Paling tidak dicek suhu, tensi dan lain-lain, penting itu dan nantinya kami tindaklanjuti," ungkap Gibran Rakabuming Raka , dikutip dari Tribunsolo.com, Jumat (17/03/2023).
Ia menambahkan, dari pemeriksaan yang dilakukan pada sopir bus BST yang mengalami kecelakaan, ditemukan ada satu dugaan yang cukup masuk akal.
Jadi sopir bus yang menabrak gapura Kawasan Jurug ini diketahui baru masuk, setelah meminta izin sakit selama tiga hari.
Sehingga muncul dugaan kalau sopir masih dalam masa pemulihan, dan perlu mengonsumsi obat dari dokter.
Hal tersebut diduga kuat membuat fokus sopir tidak maksimal, dan pada akhirnya kecelakaan pun terjadi.
"Intinya yang masih sakit lebih baik istirahat dulu, jangan memaksa bekerja," ucap Wali Kota Surakarta ini.
Baca Juga: Bus BST Terlibat Kecelakaan Tunggal di Kota Surakarta, Polisi Masih Selidiki Kronologinya
Gibran mengaku dirinya tidak menutup ruang evaluasi, apalagi setelah terjadi kecelakaan bus BST di Kawasan Jurug.
Menariknya ia kerap mendapat komplain dari beberapa pengguna BST, khususnya terkait sopir yang ugal-ugalan.
"Banyak komplain yang masuk tapi tidak semua koridor, ada beberapa sopir yang masih ugal-ugalan, tidak apa-apa tetap kami evaluasi," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ogah Insiden BST Tabrak Gapura Jurug Terulang, Gibran Pertimbangkan Cek Kesehatan Sopir.