GridOto.com - Tak menampik kalau pabrikan motor Jepang di MotoGP kini berkiblat ke Eropa.
Ya, baik Honda dan Yamaha ikut melirik desain pabrikan motor asal Benua Biru untuk membuat motor mereka bisa kompetitif.
Terutama Honda, yang di MotoGP 2022 menjadi tahun terburuk selama terjun di balap motor prototipe ini.
Pabrikan berlogo Sayap Tunggal itu tak pernah memenangkan satu seri dari 20 seri yang sudah dipentas sepanjang tahun lalu.
Seolah, pencapaian buruk ini mengulang masa kelam MotoGP 2020, ketika Marc Marquez cedera patah lengan kanan atas alias humerus.
Maka itu berdasar hasil di MotoGP 2022 lalu, tentu Honda ingin berbenah diri untuk menciptakan motor juara.
Meskipun, tak sedikit dari yang dilakukan Honda kali ini bisa dikatakan mulai mencomot desain dari pabrikan motor Italia.
Hal itu bisa dilihat dari pengembangan motor yang dilakukan di Honda RC213V di MotoGP 2023.
Hingga sesi Tes MotoGP Sepang 2023 yang berlangsung awal Februari lalu, setidaknya ada beberapa desain RC213V mengacu ke Ducati atau Aprilia yang merupakan pabrikan motor asal Italia.
Baca Juga: Kembalinya Nomor Keramat di MotoGP Setelah Satu Dekade Menghilang
Bagian aerofairing depan seperti halnya sayap yang diaplikasi Honda RC213V, seolah pengembangan dari winglet milik Aprilia RS-GP.
Makin mirip dengan winglet Aprilia, lantaran winglet Honda tak lagi memiliki desain tumpuk tiga, melainkan dua tingkat saja.
Tak cukup sampai di situ, untuk membuat motor lebih kompetitif untuk semua pembalap, Honda juga turut mengaplikasi desain buntut belakang dengan tanduk.
Banyak disebut kalau desain aerofairing belakang ini serupa buntut stegosaurus yang pertama kali diaplikasi oleh Ducati di tahun lalu.
Perubahan yang dilakukan untuk membuat RC213V kembali kompetitif juga dilakukan dengan pengaplikasian desain bodi tengah ke belakang mirip salad box layaknya bodi Ducati.
Bahkan kini, di sesi tes MotoGP Sepang kemarin, bodi belakang mirip dengan desain Ducati GP22.
Dengan desain ini, knalpot pun menjadi lebih terlihat setelah HRC mengganti merek SC Project ke Akrapovic.
Makin berkutat dengan sisi aerodinamika, kini HRC juga memikirkan untuk menggunakan ground effect fairing.
Hal ini, telah diaplikasi Ducati sejak tahun lalu untuk menambah daya tekan ke aspal ketika motor diajak menikung.
Baca Juga: Coba Membayangkan Marc Marquez Lahir di Indonesia
Dengan banyaknya ubahan yang dilakukan Honda dengan merujuk desain ke Ducati atau Aprilia, setidaknya muncul pertanyaan.
Apakah saat ini pabrikan motor Eropa, terutama Ducati menjadi pabrikan motor terbaik di MotoGP?
Pasalnya, tidak sedikit gelar juara seri yang berhasil diamankan oleh para pembalap Ducati.
Dengan begitu Ducati Desemosedici GP menjadi motor yang mudah dikendarai para pembalap MotoGP, dan tidak hanya tergantung oleh satu orang saja.
Ya, seperti Honda yang hingga dalam beberapa tahun terakhir ini bisa dikatakan mengandalkan Marc Marquez untuk memenangkan juara seri atau bahkan juara dunia.
Tak hanya melakukan perombakan tenaga ahli alias kru, HRC juga memanggil Ken Kawauchi untuk menggantikan Takeo Yokoyama sebagai manajer teknik.
Keseriusan Honda untuk bangkit dari keterpurukan seolah dicerminkan oleh Ken Kawauchi yang merupakan mantan manajer teknik Suzuki yang pamit dari MotoGP di akhir musim.
Begitu juga dengan Yamaha dengan Yamaha YZR-M1 yang dipacu Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli di Tes MotoGP Sepang 2023 lalu.
Tak sedikit part yang diusung pabrikan motor Jepang itu mengacu dengan desain yang diusung pabrikan motor asal Italia.
Yamaha seakan coba meninggalkan desain aero fairing yang khas sejak tahun 2019 lalu dengan desain macam kumis lele.
Baca Juga: Penantian 50 Tahun Juga Sejarah Terulang Italia di MotoGP 2022