Segini Catatan Akselerasi Yamaha XMAX Connected, XMAX Lama Lewat?

Muhammad Farhan,Antonius Yuliyanto - Sabtu, 11 Maret 2023 | 17:05 WIB

Tes akselerasi Yamaha XMAX Connected (Muhammad Farhan,Antonius Yuliyanto - )

GridOto.com - Segini catatan akselerasi yang mampu diraih oleh motor matic Yamaha XMAX Connected, XMAX lama kalah kencang?

Yamaha mengklaim jika mesin yang diandalkan XMAX Connected sama saja dengan XMAX sebelumnya, bedanya hanya pada sensor oksigen.

Jika di XMAX lama posisinya menempel di cylinder head, yang baru terpasang di leher knapot dekat bak magnet.

Kemudian jenisnya berubah dari yang tanpa pemanas jadi pakai pemanas, makanya jadi punya 4 kabel.

Sisanya diklaim sama, tetap dapur pacu 249,6 cc 4 langkah 1 silinder SOHC 4 katup injeksi berpendingin cairan.

Aant/Otomotif
Mesin Yamaha XMAX Connected ada perubahan di O2 Sensor

Dengan rasio kompresi 10,5:1 dan tenaga maksimal tetap 22,5 dk @7.000 rpm dan torsi maksimal 24,3 Nm @5.500 rpm.

Meski begitu, ternyata catatan akselerasi XMAX Connected yang dites pakai alat Racebox menunjukkan data yang lebih cepat dibanding XMAX lawas.

Untuk meraih 0-60 km/jam, XMAX Connected hanya butuh waktu 4,5 detik, sementara versi lama 5,2 detik.

Lalu di 0-120 km/jam, tercatat XMAX Connected juga lebih kencang yaitu hanya 12,36 detik dimana versi lama butuh 13,8 detik.

Baca Juga: Intip Warna dan Fitur Baru Yamaha R15 V4 di India, Tampil Lebih Mewah

Aant/Otomotif
Transmisi CVT Yamaha XMAX Connected

Pencapaian jarak juga lebih singkat, misal 0-201 meter, XMAX Connected hanya 11,39 detik sedangkan XMAX lama 12,1 detik. 

Top speed XMAX Connected untuk sebuah skutik 250 cc pun dapat cukup tinggi. Di spidometer dapat 136 km/jam, sedang di Racebox 127,9 km/jam.

Sehingga artinya penyimpangan atau deviasi spidometernya terbilang kecil, hanya sekitar 6% saja.

Lalu bagaimana karakter mesinnya? Ternyata tergolong responsif rata sejak putaran bawah sampai atas, rasanya sangat cukup untuk harian maupun turing.

Agus Salim
Test ride Yamaha XMAX Connected

Tapi tentu responsifnya jangan disamakan dengan motor sport 250 cc bertransmisi manual, pastinya masih kalah. 

Jadi buat stop and go terasa sigap, buat menyalip juga terasa mudah tak khawatir kekurangan tenaga.

Saat ketemu kondisi jalanan kosong bisa diajak ngacir, buat menaklukkan tanjakan juga enggak loyo.

Kebetulan motor sempat dipakai turing sampai ke Gunung Luhur, Citorek, Lebak, Banten, yang mana tanjakannya tergolong terjal dan panjang.