GridOto.com - Ini dia trik yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efisiensi Toyota Kijang Innova Zenix G Hybrid, agar bisa mencapai rute Jakarta-Bali dengan hanya satu tangki BBM.
Pertama adalah mengaktifkan mode berkendara Eco.
Di mode Eco, mesin dan transmisi tidak lebih responsif dari mode Normal atau Power karena berorientasi pada efisiensi, tapi dengan torsi dan tenaga kombinasi Toyota Kijang Innova Zenix G Hybrid yang besar membuatnya tetap luwes di rute luar kota.
Lebih jauh, jika kapasitas baterai cukup gunakan EV mode agar mobil sepenuhnya berjalan dengan motor listrik.
Kedua adalah mengoptimalkan sistem energy regenerative.
Seperti kebanyakan arsitektur mobil hybrid, baterai di Toyota Kijang Innova Zenix G Hybrid bisa diisi dengan 2 cara: 1. Menggunakan mesin bakar untuk mengaktifkan generator yang mengisi baterai, dan 2. Memanfaatkan regeneratif energi yang mengonversi energi kinetik menjadi energi listrik pengisi baterai.
Baca Juga: Mampukah Innova Hybrid Tempuh Jakarta-Bali dengan Satu Tangki Penuh?
Sistem energy regenerative bekerja saat mobil meluncur atau mengerem
Dengan baterai yang selalu terisi, maka lebih besar kesempatan untuk mobil melaju dengan motor listrik saja tanpa mesin menyala.
Betul, mobil melaju tanpa mesin menyala sama artinya dengan penghematan konsumsi BBM.
Agar sistem regeneratif energi ini rutin bekerja, kami sering melepas gas supaya mobil meluncur (gliding).
Trik ketiga adalah manfaatkan rute tercepat di aplikasi GPS navigasi.
Ada beberapa opsi seperti Waze atau Google Maps, tapi selama perjalanan Single Tank Challenge, kami lebih sering pakai Google Maps.
Trik terakhir dan yang terpenting adalah menerapkan cara mengemudi eco driving.
Prinsip eco driving sebenarnya sederhana, yaitu mengemudi secara halus dan sigap membaca situasi.
Mengemudi halus misalnya saat berakselerasi usahakan untuk menginjak pedal gas secara gradual agar kecepatan terbangun bertahap.
Baca Juga: Ini Sensasi Innova Zenix G Hybrid yang Berjalan Seperti Mobil Listrik
Pun dengan pengereman, injak pedal rem dengan halus agar momentum gerak mobil tetap terjaga.
Lalu sigap membaca situasi di antaranya dengan memantau jauh ke depan.
Jika terlihat ada tanjakan, maka usahakan untuk membangun kecepatan dari jauh agar muncul momentum lebih besar saat menanjak.
Termasuk ketika ada kendaraan atau obyek di depan yang menghambat, hindari dengan berpindah jalur dari jauh agar kecepatan mobil tidak perlu turun drastis.
Dengan begitu mesin jadi tak perlu berusaha keras untuk kembali ke kecepatan awal.