GridOto.com - Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo masih menyisakan polemik, dengan sejumlah warga dari beberapa wilayah melayangkan protes.
Adapun protes yang yang disuarakan warga tak jauh dari nilai ganti rugi lahan terdampak proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo yang tidak sesuai.
Mereka juga meminta kepastian, terkait waktu pencairan uang ganti rugi lahan yang dilewati Jalan Tol Yogyakarta-Solo.
Bahkan warga di Tegalsari, Padukuhan Nglarang, Kalurahan Tlogoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai memasang spanduk protes di beberapa titik.
Menurut salah satu warga Nglarang, Supriyadi, spanduk protes sengaja dipasang karena mayoritas warga di tempatnya masih belum sepakat dengan nilai ganti rugi yang ditetapkan oleh pihak appraisal.
Mayoritas Warga Nglarang merasa jumlah uang ganti rugi yang ditetapkan masih terlalu rendah.
"Kalau dilihat dari kenyataannya harga tanah di pasaran dengan harga dari tim appraisal hampir sama nilainya, jadi kalau kami cari lahan pengganti yang sama jelas susah," ungkap Supriadi dikutip dari Tribunjogja.com, Selasa (24/01/2023).
Ia menceritakan, ada dua lahan miliknya yang berukuran 3.000 meter persegi dan 262 meter persegi terdampak proyek jalan tol ini.
Tim appraisal yang ditugaskan juga sudah menetapkan untuk lahan milik Supriadi yang dekat jalan raya dihargai Rp 3,3 juta per meter, sedangkan lahan satunya Rp 2,9 per meter.
Baca Juga: Terdampak Tol Yogyakarta-Solo, Kantor Desa di Boyolali Harus Dirobohkan