GridOto.com - FIM dikabarkan segera menerapkan aturan sangat ketat soal konsumsi alkohol pembalap mulai MotoGP 2023 mendatang.
Pada MotoGP 2023 mendatang, FIM akan rutin mengadakan tes darah untuk mengukur kandungan alkohol yang dikonsumsi pembalap.
Tes alkohol pembalap MotoGP ini rencananya akan dilakukan di tiap pekan balapan MotoGP di beberapa waktu tertentu.
Dilansir GridOto.com dari Corsedimoto, kabar ini sudah beredar di paddock dan menuai banyak tanggapan negatif.
Apalagi rumornya pembalap bisa didiskualifikasi dari balapan jika kadar alkohol dalam darahnya melebihi jumlah tertentu.
Banyak yang menganggap FIM malah memikirkan masalah yang tidak penting seperti masalah alkohol ini, padahal masih banyak hal yang bisa dievaluasi untuk MotoGP.
Larangan alkohol ini dibandingkan dengan larangan serupa pada ajang balap Asama Highlands tahun 1955 silam, yang pertama menerapkan aturan diskualifikasi soal alkohol.
Karena pada dasarnya, sangat jarang pembalap MotoGP yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan menjelang akhir pekan balapan.
Tampaknya dalam dua dekade ini, belum pernah ada kasus juga pembalap MotoGP terlihat mabuk kemudian ikut balapan.
Baca Juga: Enggak Banyak yang Tahu, Ternyata Malaysia Pernah Punya Motor di MotoGP Lho
Para pembalap sudah sadar untuk terus menjaga performanya di tiap akhir pekan, salah satunya dengan menghindari makanan tertentu termasuk konsumsi alkohol secara berlebihan.
FIM mengklaim aturan ini untuk 'menjaga kesehatan para pembalap', terutama dengan akhir pekan lebih padat karena sprint race.
Namun anehnya, peraih podium kan juga akan dikasih sampanye beralkohol yang boleh mereka minum di atas podium balapan.
Hal ini yang juga yang semakin menimbulkan banyak pertanyaan buat orang-orang di paddock, karena kebijakannya kontradiktif dengan yang kenyataan ada.
Soal mekanisme kasarnya, prosedur tes ini akan mengambil dari tiga sampel pembalap di tiap akhir pekan.
Bukan pembalap kelas premier saja, tapi juga termasuk pembalap Moto2, Moto3 ataupun MotoE.
Sampel tiga pembalap tersebut bisa diambil secara acak atau terserah kebijakan dari komisioner.
Pembalap dinyatakan melanggar jika kadar alkohol dalam darahnya mencapai 0,10 gram/liter, angka tersebut relatif cukup rendah.
Sanksi berat pun kabarnya sudah disiapkan FIM, termasuk larangan ataupun diskualifikasi dari sebuah balapan.