GridOto.com - Tren pengunaan mobil listrik di Indonesia masih terus bertumbuh, dibuktikan juga lewat penjualan kendaraan ramah lingkungan ini yang melonjak sepanjang 2022.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) sepanjang 2022 menyentuh angka 10.306 unit.
Penjualan mobil listrik tersebut meningkat pesat hingga mencapai 1.407 persen, jika dibandingkan perolehan 2021 lalu yang hanya sebanyak 685 unit.
Walaupun angka penjualan mobil listrik terus mengalami peningkatan, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) masih belum menunjukkan tanda untuk terjun ke pasar tersebut.
Menurut Direktur Marketing dan Corporate Planning ADM, Sri Agung Handayani, pihaknya masih terus melakukan riset terkait mobil listrik di Indonesia.
Begitu juga dari sisi pemasaran, yang mana jenama otomotif asal Jepang ini masih pelajari tren lonjakan pembelian mobil listrik pada 2022.
"Demand (permintaan) yang sekarang itu apakah benar ini real basic demand (kebutuhan), atau hanya sekadar trendsetter demand (tren)? Ini masih kami pelajari benar-benar," ucap Agung saat acara media gathering Daihatsu beberapa hari lalu.
"Saat ini karena pasarnya murni baru mulai terjadi di kuartal keempat (2022). Jadi kami enggak bisa analisa lebih panjang, masih dalam studi," tambahnya.
Meski begitu, Agung tak menampik jika tren pembelian mobil listrik nantinya akan semakin meningkat seiring dengan wacana insentif sebesar Rp 80 juta dari pemerintah.
Baca Juga: Penjualan LCGC Lesu, Konsumen First Time Buyer Kesulitan Beli Mobil Baru
"Kalau nanti ada subsidi ini, pasti kan ada dong peningkatan penjualan. Mungkin (peningkatannya) kurang lebih lima sampai tujuh persen lah," ucap Agung.
Hal senada juga diungkapkan Marketing & CR Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso, yang menyebut permintaan mobil listrik memang sedang tinggi di masyarakat.
Namun yang jadi permasalahan, adalah harga jual mobil ramah lingkungan tersebut masih tergolong mahal.
"Kalau dibilang demand mobil listrik meningkat, ya iya betul, karena keinginan orang buat beli mobil listrik itu meningkat. Tapi kan kendalanya harga jualnya masih sangat tinggi, karena baterainya masih sangat mahal," tutup Hendra.