GridOto.com - Proses pembebasan lahan terdampak proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo di Padukuhan Karangbajang, Kalurahan Tlogoadi, Mlati, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dihadapkan dengan masalah.
Para warga yang seharusnya melakukan musyawarah kesepakatan ganti rugi lahan terdampak proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo, justru memilih walkout, pada Selasa (17/01/2023).
Hal serupa juga sempat terjadi di Padukuhan Nglarang, Kalurahan Triharjo, Bantul yang memilih walkout saat pembahasan ganti rugi lahan proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo, pada Senin (16/01/2023).
Kedua hal tadi terjadi, lantaran warga di dua padukuhan tersebut merasa besaran ganti rugi lahan yang ditawarkan tim appraisal terlalu rendah.
Salah satu warga Padukuhan Karangbajang, Anang Wiyadi menyebutkan secara geografis saja harga tanah di Kaluharan Tlogoadi sudah tegolong tinggi jika dibanding Kalurahan Tirtoadi.
Namun faktanya nilai ganti rugi tanah di Titoadi justru lebih tinggi daripada di Tlogoadi, yang jelas membuat bingung.
"Ini kenapa bisa terjadi? Ada yang salah dengan tim appraisal, soalnya timnya sama," ujarnya, dikutip dari Tribunjogja.com, Selasa (17/01/2023).
Ia menyebutkan tanah miliknya yang terdampak proyek jalan tol selusa 246 m2 dan tanah orang tuanya seluas 2.000 m2.
Hanya saja tanah miliknya yang berada di dekat jalan raya dihargai Rp 2,8 juta, sedangkan tanah milik orang tuanya cuma Rp 2,4 juta.
Baca Juga: Terdampak Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Solo, Warga dari Dua Kampung Ini Berniat Beli Dua Patok Sawah