Pro Kontra Wacana Tol Lingkar Timur-Selatan Solo, Pemkot Solo Mengaku Butuh, Tapi Tiga Bupati Merasa Keberatan

Ruditya Yogi Wardana - Minggu, 8 Januari 2023 | 15:55 WIB

Setelah Tol Solo-Yogyakarta, ada wacana Tol Lingkar Timur-Selatan Solo yang masih menjadi pro dan kontra bagi sebagian pihak. (Ruditya Yogi Wardana - )

GridOto.com - Pro dan kontra bermunculan terkait wacana proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo, Jawa Tengah yang kabarnya digarap setelah Tol Solo-Yogyakarta selesai.

Dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo justru merasa perlu adanya pembangunan tol ini, karena bisa jadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan di beberapa wilayah.

Hanya saja pemerintah kabupaten (Pemkab) yang wilayahnya dilewati oleh Tol Lingkar Timur-Selatan Solo, yakni Pemkab Karanganyar, Pemkab Klaten dan Pemkab Sukoharjo justru menolak adanya proyek tersebut.

Melansir dari Kompas.com, mulai dari Bupati Karanganyar, Juliyatmono yang tidak setuju kalau konsepnya dibuat jalan tol.

Menurutnya, hal ini ditakutkan bisa mematikan perekonomian warga sekitar yang dilewati Tol Lingkar Timur-Selatan Solo.

Justru ia lebih setuju kalau konsepnya diubah menjadi jalan lingkar, yang mana bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

"Sawah yang dilewati jalan lingkar bisa lebih produktif, tapi kalau dikonsep jalan tol jelas tertutup tembok dan mati perekonomian masyarakat nantinya, tapi itu baru konsep sehingga perlu didiskusikan lagi," jelasnya, Kamis (29/12/2022).

Sementara Bupati Klaten, Sri Mulyani dengan tegas tidak menyetujui adanya proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo.

Alasannya, proyek tol itu bisa menambah jumlah lahan pertanian di wilayahnya yang tergerus akibat proyek nasional.

Baca Juga: Proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo Disorot Pengamat Transportasi, Dinilai Tak Perlu Ada Karena Alasan Ini

"Pertimbangannya proyek Tol Solo-Yogyakarta yang sedang dikerjakan saja sudah menggunakan lahan pertanian sebanyak lebih dari 300 hektare," jelasnya, Selasa (03/01/2023).

Otomatis kalau proyek tol tadi direalisaikan, jelas luas lahan pertanian di wilayah Klaten semakin berkurang.

"Kasihan anak cucu kita nanti mau makan apa, kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus," lanjut Sri Mulyani.

Hal serupa juga diungkapkan Bupati Sukoharjo, Etik Suryani yang merasa keberatan dengan proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo.

Ia beralasan, kalau proyek tol ini jelas akan menggunakan banyak Lahan Sawah Dilindungi (LSD) yang ada di wilayahnya.

"Terus terang saya keberatan dengan wacana proyek tol tersebut karena akan mengganggu, LSD kita jelas akan banyak yang tergusur," jelasnya, Rabu (04/01/2023).

Etik menurutkan, Sukorharjo termasuk sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan di Jawa Tengah.

Sehingga kalau jumlah lahan sawahnya berkurang, tentunya bakal berdampak pada kestabilan pangan di Sukoharjo dan Jawa Tengah.

"Juga kalau dibangun tol, maka pengembangan kotanya bisa terhambat ke depannya," lanjutnya.

Oleh karenanya, ia lebih berharap konsepnya diubah dari jalan tol menjadi jalan lingkar saja.

"Kalau bisa ya ring road atau jalan arteri yang mana bisa jadi ladang investasi bagi masyarakat, mempermudah pengembangan kota dan ekonomi bisa berjalan dengan baik, kalau jalan tol jelas tak akan seperti itu," pungkas Etik.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rencana Proyek Tol Lingkar Solo, Ditentang Tiga Bupati hingga Dipertanyakan Pakar.