GridOto.com - Di Indonesia baru mau mulai, di China pabrikan mobil justru mulai ketar-ketir karena insentif mobil listrik sudah berakhir.
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan insentif untuk pembelian kendaraan elektrifikasi termasuk mobil listrik yang rencananya akan diterapkan pada 2023 ini.
Rencana insentif mobil listrik tersebut pun diapresiasi oleh para pabrikan yang turun di segmen yang bisa dibilang masih sangat baru di Indonesia itu.
Tapi kalau para pabrikan di Indonesia sedang menanti insentif, para pabrikan mobil listrik di China malah sedang ketar-ketir karena pemerintah setempat resmi mengakhiri subsidi serupa.
Dimulai sejak 2010, insentif ini sebenarnya dijadwalkan untuk berhenti pada 2020 sebelum dilanjutkan hingga 2022 akibat pandemi Covid-19.
Di tahun terakhirnya, konsumen bisa mendapatkan subsidi sebesar 11 hingga 12 ribu Yuan (setara Rp 24,8-27 juta dengan kurs 1 Yuan=Rp 2.257 per 2/1/2023) untuk pembelian mobil listrik atau 5 ribu Yuan (setara Rp 11,2 juta) untuk pembelian mobil hybrid.
Pemberhentian insentif oleh pemerintah serta faktor lain seperti krisis chip semikonduktor, membuat para pabrikan mobil listrik di China mengaku berada dalam tekanan besar.
"Industri otomotif tengah menghadapi tantangan besar, seperti krisis chip semikonduktor yang secara fundamental masih belum terselesaikan," ucap Feng Xingya, GM dari GAC Motor selaku salah satu pemain terbesar di industri otomotif China dikutip dari NIKKEI Asia, Senin (2/1/2022).
"Serta kebijakan terkait kendaraan elektrifikasi, termasuk dicabutnya insentif (untuk kendaraan elektrifikasi)," imbuhnya.