GridOto.com - Ban motor memiliki peran penting karena menjadi komponen yang bersentuhan langsung dengan jalan.
Maka dari itu penting untuk memastikan kondisi ban dalam kondisi tetap prima, serta selalu mengecek tekanan angin ban sebelum berkendara.
Namun saat cuaca hujan seperti sekarang ini ada anggapan yang diyakini seperti tekanan angin pada ban motor harus dikurangi.
Alasannya agar ban motor mendapat traksi ke permukaan jalan lebih maksimal.
Tech. Service Dept. Head PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI) selaku produsen ban FDR, Jimmy Handoyo, menampik anggapan tersebut.
"Sebenarnya itu mitos, jadi harusnya tekanan angin disesuaikan dengan standar ban," ujar Jimmy di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Tekanan angin bisa dilihat di dinding ban, kalau ban reguler biasanya di depan 29 dan di belakang 33 psi, plus minus dua," sambungnya.
Sementara itu, Instruktur Safety Riding dan Driving Rifat Drive Lab (RDL), Andry Berlianto, mengungkapkan boleh saja mengurangi tekanan ban motor saat hujan.
Namun, ia mengungkapkan ada beberapa poin yang diperhatikan sebelum memutuskan mengurangi tekanan ban saat hujan.
Baca Juga: Bukan Kurang Ngopi, Ini Penyebab Mengemudi Saat Hujan Bisa Terasa Mudah Ngantuk
"Saat melintasi jalan basah dengan tekanan angin yang dikurangi maka lakukan perlambatan kecepatan dari kecepatan yang biasa dilakukan," ujar Andry kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Lanjut menurutnya, pengendara motor juga disarankan untuk tetap menjaga jarak aman antar kendaraan.
"Dalam medan basah jaga jarak antar kendaraan adalah 5 sampai 8 detik, tidak lagi 2 sampai 3 detik, karena proses reaksi pengendara akan semakin sulit di medan yang bebeda atau tidak ideal," ungkapnya.
Terakhir Andry memberi catatan, setelah tidak berada di area hujan atau basah ban harus diisi kembali tekanan angin kebawaan standar masing-masing kendaraan.
"Saat tekanan angin kurang maka risiko ban pecah akan semakin tinggi saat berada di permukaan jalan yang kering," pungkasnya.