GridOto.com - Red Bull Racing akan menjalani hukuman pembatasan penelitian aerodinamika pada kejuaraan dunia F1 2023 mendatang.
Red Bull Racing hanya diperbolehkan melakukan tes aerodinamika sebanyak 63 persen saja (awalnya 70 persen) di F1 2023.
Hukuman ini didapat tim Red Bull Racing karena pelanggaran cost cap alias batasan anggaran belanja yang dilakukan di F1 2021, beserta dengan hukuman denda dari FIA.
Namun hukuman ini tampaknya tak terlalu membuat pusing tim Red Bull Racing dalam pengembangan mobil RB19 nantinya.
Adrian Newey, Direktur Teknis tim Red Bull Racing yang menilai ada satu hal positif dengan pembatasan ini.
Menurut Newey, para insinyur malah tak perlu membuat banyak komponen untuk melakukan banyak tes.
"Pengurangan tes terowongan angin ini berarti kami hanya perlu mengevaluasi komponen lebih sedikit, ide berbedanya lebih sedikit," kata Newey dilansir GridOto.com dari Racefans.net.
Tantangannya adalah memanfaatkan jatah yang lebih padat ini untuk membuat komponen yang lebih sedikit tapi efektif.
"Jika kami pintar dan selalu memasang barang yang benar di mobilnya, tentunya hukuman itu tak membuat banyak perbedaan," jelas sang insinyur.
Baca Juga: Ini Alasan Juara Dunia F1 Max Verstappen Enggak Suka Jumlah Balapan Terlalu Banyak
Dalam pembatasan ini, Red Bull akan mendapat durasi yang lebih pendek dalam penggunaan terowongan aerodinamika, percobaan tes yang lebih sedikit termasuk kecepatan angin yang dikurangi juga di setiap harinya.
Selain itu dengan basis RB18 yang sudah cukup bagus, Newey cukup percaya diri untuk pengembangan mobil baru Red Bull meskipun ada batasan tes.
"Tapi Ferrari takkan tidur. Mereka akan menemukan kelemahan mereka. Mereka punya masalah ketahanan, mereka juga melakukan kesalahan strategi. Tapi mereka akan kembali," lanjut Newey.
"Tentu Mercedes juga memulai dengan mobil yang kurang kencang namun mereka bisa berevolusi dan menang satu balapan di akhir musim. Jadi kami tahu mereka akan kembali. Akan menjadi musim yang ketat," jelasnya.