GridOto.com - Tim Audi Q Motorsport akan kembali menurunkan mobil hybrid pada gelaran Reli Dakar 2023 yang akan dimulai pada 31 Desember 2022 mendatang.
Audi sudah menyiapkan versi lebih matang mobil listriknya yakni Audi RS Q e-tron E2 dengan banyak upgrade di Reli Dakar 2023.
Trio Stephane Peterhansel, Carlos Sainz dan Mattias Ekstrom masih akan menjadi joki Audi untuk menantang Nasser Al-Attiyah (Toyota Gazoo Racing) dan juga Sebastian Loeb (Bahrain Raid XTreme/BRX).
Para insinyur Audi bahkan sudah mulai mengerjakan mobil baru ini sejak mobil lamanya kembali ke markas Audi setelah berjuang menjalani debut Reli Dakar.
Audi RS Q e-tron E2 masih menggunakan motor listrik dari basis Formula E dengan baterai tegangan tingginya sebagai penggerak keempat rodanya.
Ada dua generator (Motor Generator Unit/MGU) sebagai penggerak keempat roda, sedangkan generator ketiga menjadi pengisi daya.
Tenaga dari motor listrik ini mencapai 671 dk, namun tentunya akan dibatasi dalam jumlah tertentu karena ada batasan kecepatan 170 km/jam saja demi alasan keselamatan.
Selain itu akan ada penggunaan mesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE) 2.000 cc yang diadopsi dari balap mobil turing Jerman DTM (Deutsche Tourenwagen Masters).
Namun mesin pembakaran internal ini bukan untuk menggerakkan roda, hanya untuk mempercepat pengisian baterai membantu kerja generator ketiga.
Mesin tersebut akan aktif ketika diperlukan atau saat baterai hampir habis, kemudian menyalurkan energi ke generator ketiga untuk mengisi baterai sehingga jarak tempuh mobil menjadi lebih jauh lagi.
Nah, yang membedakan E2 jauh dari versi lamanya adalah bentuk bodinya, khususnya untuk penunjang kemampuan aerodinamika.
Axel Loffler, Chief Designer RS Q e-tron E2, sampai menyebut hampir tak ada komponen bodi lama yang dipakai di mobil baru ini.
Dari gambar di atas, terlihat ada lebih banyak lekukan dari depan hingga belakang mobil yang menunjukkan komponen aerodinamika E2 lebih agresif dan tajam.
"Kami sekarang menghilangkan aliran bawah kap belakang di kiri dan kanan pilar B. Penghapusan komponen-komponen ini semakin mengurangi kebutuhan energi mobil bertenaga listrik," kata Loffler dilansir GridOto.com dari Dirtfish.
"Kami mengimplementasikan perhitungan aerodinamis seluruhnya menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)," jelasnya.
Dari segi ukuran, E2 juga lebih langsing jika dibandingkan versi sebelumnya yang terlihat lebih gemuk.
Loffler memastikan drag mobilnya akan berkurang sampai 15 persen, yang membuat akselerasinya akan jauh lebih kuat.
"Tentu mobilnya terasa lebih ringan. Tapi bagiku akselerasinya membuat mobil terasa lebih bebas, seolah tidak ada penghalang. Kami mencapai top speed dengan lebih segera," kata Peterhansel.
Salah satu masalah yang sering dialami versi sebelumnya adalah soal ban bocor dan kerusakan suspensi, kini E2 pun dilengkapi dengan komponen yang memudahkan para kru untuk bisa melakukan perbaikan dengan lebih cepat termasuk spek ban dan pelek yang berbeda.