GridOto.com - Tim Prinsipal Red Bull Racing, Christian Horner, kaget dengan tagihan yang harus dibayarkan usai menjadi juara konstruktor F1 2022 dan juara pembalap bersama Max Verstappen.
Tagihan ini adalah uang yang harus dibayarkan untuk mendaftarkan Red Bull Racing di F1 2023, yang jumlahnya berdasarkan raihan poin konstruktor di musim 2022.
Sesuai aturan FIA, setiap tim F1 diwajibkan biaya pendaftaran dasar senilai 577.278 dolar AS atau senilai Rp 9.03 miliar (kurs 1 dolar AS senilai Rp 15.644 per 12 Desember 2022).
Jumlah ini berlaku untuk semua tim, termasuk Red Bull Racing sebagai juara F1 2022.
Tambahannya, akan ada uang tambahan senilai 6.926 dolar AS (sekitar Rp 108 juta) untuk setiap poin yang diraih pemenang gelar di F1 2022.
Sedangkan untuk tim lain tambahannya adalah membayar 5.726 dolar AS (Rp 89 juta) untuk setiap poin yang diraih di F1 2022.
Jadi total yang harus dibayar Red Bull Racing dengan 759 poin di F1 2022, adalah sekitar 5,83 juta dolar AS (Rp 91,27 miliar).
"Awalnya aku belum sadar berapa yang harus kami bayar ke FIA untuk setiap poinnya, aku mendapatkan tagihannya lain hari. Jumlahnya luar biasa," kata Horner dilansir GridOto.com dari PlanetF1.
Meski tagihannya besar, Horner tak merasa keberatan karena timnya berhasil menjadi juara.
Baca Juga: FIA Bilang F1 Bisa Jadi Berubah Kayak Smackdown Atau WWE, Kok Bisa?
"Maksudku, ini sangat-sangat spesial. Dua pembalap kami luar biasa tahun ini, khususnya Max yang menjalani musim mengagumkan," sambungnya.
"Kupikir ada usaha besar di belakangnya, perubahan regulasi besar setelah 40 tahun, dan seluruh tim Milton Keynes bangkit menghadapi tantangan luar biasa ini," jelas Horner.
Perlu diketahui, tagihan Red Bull ini angkanya lebih besar dari yang dibayarkan Mercedes sebagai juara konstruktor tahun 2021 silam.
Tahun lalu Mercedes hanya membayarkan untuk 613,5 poin saja setelah menjadi juara konstruktor di F1 2021.
Mercedes total menggelontorkan 4,83 juta dolar atau senilai Rp 75,5 miliar tahun kemarin.