Pedas! Cal Crutchlow Bilang Sebagian Pembalap MotoGP Bodoh, Ada Apa?

Rezki Alif Pambudi - Sabtu, 10 Desember 2022 | 17:24 WIB

Cal Crutchlow sebut beberapa pembalap MotoGP bodoh, kenapa begitu? (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Test rider Yamaha, Cal Crutchlow, mengeluarkan kata-kata pedasnya sampai menyebut sebagian pembalap MotoGP bodoh, ada apa nih kok bisa bilang begitu?

Pernyataan Cal Crutchlow ini adalah soal sprint race alias balapan sprint yang mulai diterapkan pada kejuaraan dunia MotoGP 2023 mendatang.

Pada MotoGP 2023 mendatang, akan ada 21 seri dengan dua seri baru Kazakhstan dan India serta Aragon yang harus legowo dirotasi.

Jumlah seri ini menjadi rekor baru di MotoGP, namun juga mendapat kritikan dari berbagai pihak hingga para kru yang bekerja di tim balap.

Dan dengan adanya sprint, dalam 21 seri tersebut total akan ada 42 balapan yang harus dilalui para pembalap sepanjang MotoGP 2023.

"Aku tak bisa membayangkan 21 akhir pekan balap kalian tahun depan. Ini berat, bukan hanya buat pembalap. Pembalap masih dapat gaji pantas, tapi yang lainnya gimana, ini akan menjadi panjang," ujar mantan rider Ducati dan Honda ini, dilansir GridOto.com dari Speedweek.

"Bagiku terlalu banyak, sulit buat pembalap berkeluarga. Bagi yang tak punya pacar atau masih muda, akan beda. Kupikir 18 balapan cukup. Tapi itu pendapat pribadi dan aku bukan yang menulis aturannya kita akan kemana dan tak kemana," jelasnya.

Menurut Crutchlow, para pembalap bodoh karena membiarkan hal ini terjadi begitu saja.

Apalagi kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan detail kontrak yang diterimanya, khususnya akibat setelah penambahan seri dan sprint ini.

Baca Juga: Max Verstappen Ingin Coba Motor MotoGP Marc Marquez, Tapi Dilarang Red Bull

"Para pembalap tidak terlalu cerdas. Jika kau tanda tangan kontrak, kau harus menghitungkan berdasarkan balapannya," sambungnya.

"Tapi orang-orang bodoh ini, malah menandatangani kontrak untuk semusim. Dan sekarang tiba-tiba ada dua kali lebih banyak dengan seri lebih banyak," jelasnya.

Menurut Crutchlow, para pembalap sebaiknya mengubah detail kontraknya berdasarkan jumlah balapan. 

Jadi ketika balapannya lebih banyak, tiap tim akan lebih keberatan untuk mengeluarkan gaji lebih banyak.

"Kau tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Mungkin mereka butuh manajer yang lebih pintar di MotoGP. Dan sprint in, aku membencinya misalnya saja aku kembali dari pensiun dan melakukan balapan sprint tahun depan," lanjut pria 37 tahun ini.

Menurut Crutchlow, banyaknya seri dan balapan sprint ini sangat merugikan para kru karena waktu luangnya akan berkurang drastis