GridOto.com - Sebelum debut World Superbike pada 2019 dan menjadi juara dunia tahun 2022 ini, Alvaro Bautista sudah malang melintang di MotoGP.
Alvaro Bautista melakoni balapan pertamanya di kelas 125 pada 2002, kemudian promosi ke 250 cc pada 2007, hingga menjalani debut di kelas premier pada 2010 silam.
Selama di MotoGP, Alvato Bautista pernah balapan dengan motor Suzuki, Honda, Aprilia hingga Ducati.
Tentu dengan catatan sebegitu panjangnya, Bautista tahu betul bagaimana karakter dua kejuaraan, MotoGP dan World Superbike.
Bautista mengakui banyak orang mendiskreditkan WorldSBK, namun hal itu sebenarnya salah besar.
"Superbike terlihat seperti divisi kedua. Aku sadar dan aku berpikir begitu sebelum aku pindah ke sini. Jujur saja, aku kaget. Tahun pertama aku melihat kejuaraan yang keren, sesuatu yang berbeda," kata Bautista dilansir GridOto.com dari Speedweek.
Menurut Bautista, atmosfer World Superbike sangat ketat dan kompetitif sama dengan MotoGP sedekade silam.
Pembalap top WorldSBK bisa saja menjadi pembalap top juga di MotoGP jika mendapat paket motor dan tim pabrikan.
Soal motor, pembalap bernomor 19 ini mengaku balapan di WorldSBK lebih capek dari MotoGP.
Baca Juga: Sudah Pensiun dari MotoGP, Valentino Rossi Masih Dapat Penghargaan dari FIM
"Aku lebih tidak capek di MotoGP daripada superbike. Mungkin motor superbike lebih halus, tapi lebih mudah bergerak dan goyah kesana kemari," ungkap pembalap 38 tahun ini.
Karakternya berbeda karena memang basisnya tujuan produksinya juga sudah berbeda sejak awal.
Motor MotoGP sudah lebih sempurna untuk balapan dari awal, sedangkan motor superbike bisa bikin capek untuk balapan karena saat pembuatannya juga memperhitungkan kebutuhan konsumennya yang bukan untuk balapan.
"Motor superbike adalah motor produksi massal yang bisa dipakai oleh pembalap cepat ataupun yang lambat, untuk jalanan yang cepat ataupun lambat atau untuk bekerja," lanjutnya.
"Sedangkan motor MotoGP murni dibuat untuk trek, jadi jelas. Motornya memang dibuat untuk menjadi cepat saja," jelasnya.
Bautista juga yakin bahwa ditambahnya sprint race di MotoGP juga tak semerta-merta membuat pembalapnya lebih capek dari biasanya.
Menurut Bautista, mental lebih terpengaruh ketimbang fisik.
Perbedaannya adalah, para pembalap harus bisa mengatur pikirannya agar bisa menghadapi dua balapan yang tentu saja akan berpengaruh satu sama lainnya khususnya soal mental.
"Aku tak berpikir pembalap akan mengeluarkan usaha jauh lebih ekstra dari biasanya. Dari pengalamanku, lebih ke mental," sambungnya.
"Karena kau harus tahu bagaimana cara mereset dirimu. Entah bagaimana performamu di hari Sabtu, kau harus bisa mengatur dirimu kembali. Di WorldSBK hari Minggu lebih berat karena balapannya lebih pendek di pagi dan dua jam berikutnya ada balapan lagi," jelasnya.