Baterai Mobil Listrik Hybrid dan Plug-in Hybrid Berbeda, Ini Sebabnya

Radityo Herdianto - Kamis, 1 Desember 2022 | 08:00 WIB

Diagram sistem hybrid plug-in Lexus NX 450h+ (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Baterai teknologi mobil listrik hybrid dan plug-in hybrid dibuat berbeda, ini sebabnya.

Hybrid dan plug-in hybrid merupakan salah satu jenis dalam teknologi mobil listrik.

Teknologi mobil listrik hybrid dan plug-in hybrid memiliki rangkaian baterai (battery pack) yang digunakan sebagai komponen penyimpan daya listrik.

Sama-sama terdapat baterai, kedua jenis teknologi ini menggunakan jenis baterai yang berbeda.

"Mobil hybrid sebagian besar menggunakan baterai berbasis nikel," kata Hideki Mizuma, Chief Engineer Toyota Motor Corporation saat berbincang kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

"Sedangkan plug-in hybrid sudah menggunakan jenis lithium-ion," sambungnya.

Radityo Herdianto / GridOto.com
Battery Pack Lithium-ion Mobil Listrik
 

Baca Juga: Masih Terus Dikembangkan, Ini Permasalahan Baterai Mobil Listrik

Pada mobil hybrid, baterai nikel digunakan karena kebutuhan daya listrik yang kecil.

Untuk menjaga konstruksi kompak dan bobot ringan, ukuran baterai yang disematkan tidak besar.

Serta sistem pengisian daya baterainya berasal dari internal, yaitu generator mesin dan regenerative braking.

"Tegangan listrik yang dihasilkan tidak begitu tinggi, serta kebutuhan energi listrik pada mobil hybrid tidak besar," terang Mizuma.

Jika dibandingkan dengan mobil plug-in hybrid, pengecasan internal mobil ada ditambah pengisian daya eksternal.

Sebab kapasitas baterai yang dimiliki lebih besar dengan kebutuhan pengisian daya yang juga harus bisa besar dan cepat.

Toyota Motor Corporation
Toyota Prius kini tersedia dengan sistem hybrid bermesin M20A-FXS.

Baca Juga: Seperti Mobil Listrik, Ini Jenis Baterai Toyota Kijang Innova Zenix

"Pengisian daya baterai eksternal tegangan listriknya tinggi, temperatur yang dihasilkan panas," sebut Mizuma.

Karena itulah baterai lithium-ion dibutuhkan untuk mengakomodir ketahanan panas dari pengisian daya baterai eksternal.

"Plug-in hybrid juga memungkinkan mobil melaju dengan energi listrik jarak jauh, jadi butuh kapasitas serta power discharge yang besar didapat dari lithium-ion," jelas Mizuma.