Hingga September 2022 ini, Motor Listrik Baru Teregistasi 21 Ribu Unit Dari 35 Produsen Terdaftar

Hendra - Minggu, 6 November 2022 | 19:07 WIB

Jajaran motor listrik banyak tersedia untuk test ride di IMOS 2022 (Hendra - )

GridOto.com- Data motor listrik hingga 8 September 2022 ini tercatat teregistrasi sebesar 21.668 unit.  

Data ini berasal dari Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang berasal dari 35 produsen motor listrik diambil dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Kalau dilihat data ini memang sangat kecil jika dibanding dengan target AISI sebesar 5 juta unit pada 2022. 

Dibandingkan dengan target motor listrik tahun ini sebesar 100.000 unit, capaian per September 2022 ini masih di angka 21 persen saja.

Hari Budianto, Sekretaris Jendral AISI saat bertemu GridOto.com di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2022 mengakui memang penjualan motor listrik saat ini masih rendah. 

Menurut Hari, ada beberapa problem keengganan masyarakat sebagai pengguna untuk beralih dari motor konvensional ke motor listrik. 

"Pertama harga jual motor listrik saat ini rata-rata masih di atas motor konvensional," jelas Hari. 

Jika pun ada motor listrik yang harganya di kisaran belasan juta, namun spesifikasinya cenderung mirip sepeda listrik dengan kecepatan yang rendah. 

Untuk penggunaan motor dengan jarak menengah, unit motor listrik dengan harga rendah itu tidak memenuhi keinginan konsumen. 

Baca Juga: Modal DP Rp 3 Jutaan Bisa Kredit Motor Listrik Treeletrik T-70, Angsuran Mulai Rp 600 Ribuan Sob! 

Rata-rata kecepatan motor yang berkisar di harga belasan juta di angka 40-50 km/jam. 

Tentu saja untuk kebutuhan penggunaan jarak menengah tidak cocok. 

"Hal kedua yang menjadi PR dari motor listrik adalah jarak penggunaan yang masih rendah," sebut Hari. 

Dalam 1 kali pengecasan rata-rata penggunaan motor listrik sekitar 50-60 km.

Lebih dari itu ya harus dicas ulang yang membutuhkan waktu setidaknya 4-5 jam. 

"Jadi tidak efektif," jelas Hari.

Menurut Hari, untuk mencapai target 2 juta unit pada 2025 atau 3 tahun ke depan pasti tidak mudah.

Banyak hal yang harus dilakukan, utamanya pihak regulator atau pemerintah agar masyarakat sebagai pengguna tertarik untuk berpindah.