Penguatan Layanan Aftersales dan Produk Baru Jadi Bagian Rencana Besar Ducati di Indonesia, Tapi...

Muhammad Rizqi Pradana - Jumat, 4 November 2022 | 20:45 WIB

Memperkuat layanan aftersales dan meluncurkan produk baru jadi bagian rencana besar Ducati di Indonesia, meskipun jadi sulit karena pajak. (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Ducati Indonesia akhirnya ‘terlahir kembali’ di bawah manajemen baru PT Legenda Motor Indonesia (LMI), pada Rabu (4/11/2022) lalu.

Hal tersebut ditunjukkan oleh peresmian dealer baru 3S Ducati Indonesia di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan yang dibarengi peluncuran Streetfighter V4 SP dan V2.

Tidak hanya Ducati Indonesia, prinsipal pabrikan asal Italia ini pun mengaku akan lebih serius menggarap pasar roda dua di Tanah Air.

“Kami punya rencana besar untuk Indonesia, tapi kami belum bisa memberikan informasi lebih lanjut saat ini,” ucap Marco Biondi selaku Wakil Presiden, Penjualan dan Pemasaran Ducati untuk wilayah Asia-Pasifik.

“Tapi intinya, kami punya banyak model menarik di pasar global, tinggal menunggu saat yang tepat saja,” imbuhnya kepada GridOto.com saat berada di acara peresmian dealer baru Ducati, pada Kamis (3/11/2022) malam.

Salah satu hal yang membuatnya yakin Ducati bisa jauh lebih diterima di pasar Indonesia, adalah image balap yang melekat kuat pada pabrikan Borgo Panigale tersebut.

Sebuah hal yang pasti sangat menguntungkan, utamanya di pasar yang dihuni banyak penggila balap motor seperti Indonesia.

Terlebih, ikatan emosional umumnya punya bobot nyaris sama dengan performa, ketika konsumen menentukan pembelian di segmen motor mewah yang dihuni Ducati.

Hanya saja, Marco mengakui bahwa image dan performa saja tidak cukup untuk membangun sebuah merek.

Baca Juga: Ducati Indonesia Buka Dealer Baru dan Launching Dua Motor, Wujud Keseriusan Kembali Garap Pasar Tanah Air

Karena kita tidak bisa memungkiri bahwa motor adalah mesin, dan mesin pastinya membutuhkan perawatan untuk bisa berfungsi dengan prima

“Layanan aftersales yang kuat harus menjadi pendukung, karena kita tidak bisa memungkiri bahwa motor adalah mesin yang butuh perawatan agar tetap prima,” jelas Marco.

“Kalau tidak ada fasilitas yang bisa menangani motornya dengan baik, pastinya konsumen akan ragu untuk membeli,” imbuhnya.

Menilik komentar tersebut, wajar apabila nantinya prinsipal akan mendorong Ducati Indonesia untuk menambah jaringan dealer mereka ke depannya.

Marco pun mengutarakan hal yang menjadi penghalang bagi Ducati dan merek motor premium lainnya, untuk menopang ekspansi pesat di Indonesia.

Hal tersebut adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), terutama untuk motor di atas 500 cc yang jadi segmen pasar Ducati.

Walaupun pasar roda dua di Indonesia sangat besar secara umum, namun cukup terbatas untuk segemen di atas 250 cc.

“PPnBM menjadi salah satu tantangan utama untuk melakukan ekspansi, meskipun sekarang sudah lebih baik di angka 95 persen dari nilai motor, dari tadinya 125 persen,” jelas Marco.

“Tapi di atas itu masih ada bea impor dan biaya lainnya lagi, jadi tetap sedikit sulit untuk memperluas pasar yang ada,” tutupnya.