GridOto.com - Inilah tiga fakta baterai mobil listrik yang perlu kamu tahu.
Baterai merupakan salah satu komponen vital mobil listrik yang menjadi penyimpan sumber energi listrik.
Jika terjadi masalah pada baterai maka akan mengganggu keseluruhan kinerja mobil listrik.
Untuk itu ada sejumlah fakta yang perlu kamu ketahui mengenai baterai mobil listrik.
1. Baterai Mobil Listrik Tahan Air
Baca Juga: Teknologi Fuel Cell Pada Mobil Listrik, Begini Cara Kerjanya
Hal ini ditegaskan oleh Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengenai ketahanan baterai mobil listrik.
"Mobil listrik sudah dirancang sedemikian rupa bagaimana agar baterai tetap aman dari faktor eksternal, salah satunya air," tegas Bonar.
Baterai mobil listrik ditempatkan di bagian paling bawah mobil.
Bagian ini paling mudah terkena kontak dengan air yang menjadi musuh utama perangkat elektrikal.
"Baterai mobil listrik dirancang sealed construction yang sangat kedap dan tersertifikasi waterproof," jabar Bonar.
"Sekalipun terendam atau cuci kolong mobil listrik tetap aman dari air dan tidak mengenai baterai," sambungnya.
2. Penggantian Baterai yang Rusak
Hal yang ditakutkan dari baterai mobil listrik adalah jika mengalami kerusakan dan harganya mahal.
Bonar membenarkan bahwa harga baterai mobil listrik sampai saat ini bisa mencapai 40 hingga 60 persen dari harga mobilnya.
"Dari pabrikan sudah menjamin garansi, teknologi baterai mendatang juga bisa membuat harga baterai bisa lebih murah," papar Bonar.
Sekalipun terjadi kerusakan, penggantian baterai tidak semua battery pack diganti.
Pada battery pack terdiri dari sejumlah modul terpisah yang bisa diambil satuan.
"Diluar garansi, penggantian baterai per modul ini bisa lebih murah ketimbang harus ganti semua," jelas Bonar.
3. Keawetan Baterai
Baca Juga: Berapa Kali Ngecas Mobil Listrik Bisa Dilakukan? Segini Ketahanannya
Salah satu faktor utama yang menjaga keawetan baterai mobil listrik adalah metode pengecasan.
Bonar menyarankan untuk menggunakan charger arus listrik AC seperti wall charger.
"Memang waktu pengecasan lebih lama, tapi arus listriknya tidak begitu besar dan stabil," sebut Bonar.
Penggunaan charger DC fast charging terlalu sering bisa memperpendek usia pakai baterai.
Sebab arus listrik DC yang dialirkan bertegangan tinggi menghasilkan panas pada baterai.
"Sampai saat ini jenis baterai lithium-ion yang dipakai bisa mengalami reaksi terhadap panas sehingga bisa memengaruhi elemen kimia di dalamnya yang bisa mengalami penurunan fungsi," jelas Bonar.