GridOto.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), baik roda dua maupun roda empat di Tanah Air.
Guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, serta mendorong industri otomotif dalam negeri untuk menghasilkan produk kendaraan listrik yang inovatif.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, saat melakukan kunjungan kerja di PT Triangle Motorindo (Viar Motor) di Semarang, Jawa Tengah.
"Saat ini, sosialisasi dan edukasi menjadi salah satu langkah sangat penting. Misalnya terkait dengan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan, serta kenyamanan pakai kendaraan listrik," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/10/2022).
Lanjut menurut Agus, pihaknya saat ini terus mendalami terkait dengan industri kendaraan listrik khususnya roda dua.
"Khusus untuk roda dua, ada target dari Bapak Presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa segera memproduksi dua juta unit pada 2025," ungkap Agus.
Ia pun optimis target tersebut dapat tercapai, karena didukung kapasitas produksi motor listrik dari 35 produsen kendaraan listrik mencapai satu juta unit per tahun.
Hal ini guna mencapai target pemerintah, untuk menurunkan emisi sebanyak 29 persen pada 2030 dan target emisi nol atau net zero emission pada 2060.
Selain itu, Agus menekankan kepada produsen kendaraan listrik untuk mengoptimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Baca Juga: Percepat Era Elektrifikasi, Kemenperin Kejar Target Produksi Dua Juta Unit Motor Listrik
"Pengoptimalan nilai komponen lokal ini dapat meningkatkan potensi pasar kendaraan akibat diterbitkannya Inpres No. 7 Tahun 2022," imbuhnya.
Dikesempatan yang sama, General Manager Viar Motor Dimas Tommy Radityo menjelaskan, pabrik Viar Motor berdiri sejak tahun 2000 di kawasan Terboyo.
"Seiring dengan semakin berkembangnya bisnis usaha Viar Motor Motor, perusahaan melakukan relokasi ke kawasan Industri Bukit Semarang baru (BSB) pada Maret 2011 untuk meningkatkan sistem produksi, kapasitas produksi, dan kualitas produksi," ucap Dimas.
Menurutnya pabrik baru seluas 20 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 1.000 unit per hari.
Dimas menambahkan, pihaknya membutuhkan dukungan termasuk dari pemerintahmulai edukasi dan sosialisasi, serta dukungan infrastruktur seperti penempatan battery swap station.
"Ke depan, kami yakin dengan banyaknya battery swap station dan SPKLU, akan meyakinkan masyarakat untuk konversi menggunaan kendaraan listrik," pungkasnya.