Antrean Sering Luber Sampai Badan Jalan, Layout SPBU Perlu Dibenahi?

Ditta Aditya Pratama - Jumat, 30 September 2022 | 18:32 WIB

Antrean di SPBU makin panjang, sering sampai badan jalan (Ditta Aditya Pratama - )

GridOto.com - Baru sekitar sebulan terakhir ini saya merasa ngisi BBM di SPBU enggak bisa sat-set kayak dulu kalau pakai motor, antreannya panjang kadang sampai ke badan jalan.

Kenapa ya SPBU antre panjang sampai badan jalan gini? Biasanya terjadi kalau ada ribut-ribut mau kenaikan harga BBM atau saat musim mudik.

Sekarang sih tiap hari perhatikan SPBU pasti penuh aja dari pagi sampai malam, mau isi BBM harus kumpulin niat dulu soalnya harus sabar banget.

Makanya tiba-tiba terpikir oleh saya, apa layout SPBU yang sudah kuno jadi harus diupdate biar antrean lebih optimal?

Kalau diingat dari zaman dulu saya masih bocah tahun 1990-an sampai sekarang ya SPBU gitu-gitu aja tidak peduli milik perusahaan apa.

Ada dua tipe layout SPBU yang paling umum sih kalau saya perhatikan, memanjang (vertikal) ke dalam atau melebar alias horizontal, plus pompa pengisian tambahan untuk motor yang seringkali dipisah.

Apakah antrean menuju pompa khusus pengisian motor ini yang jadi faktor bikin macet?

Ternyata enggak juga karena di beberapa SPBU kalau pompa khusus motor sudah penuh lantas dialihkan ke area pengisian mobil, tetap saja pengguna motor harus antre panjang.

Akhirnya saya jadi sadar bukan salah layout SPBU yang bikin antrean motor sampai luber tumpe-tumpe ke jalan, tapi ada kombo dua faktor besar yang berpengaruh.

Baca Juga: Viral Deretan Honda Supra Antre Buat Isi Pertalite di SPBU, Tapi Kok Ada yang Aneh Tuh

Yang pertama jelas, volume kendaraan yang meningkat drastis terutama sepeda motor.

Yang kedua, pandemi.

Kalau dua faktor ini dipisah emang ndak nyambung ya hubungannya sama SPBU, tapi gini-gini coba saya kasih penjelasan.

Volume kendaraan terutama sepeda motor kan tiap tahun meningkat naik, jelas itu.

Nah saat pandemi dua tahun, kendaraan-kendaraan itu kan seringnya mangkrak di rumah dan keluar sekali-kali aja.

Jelasinnya sih simpel aja, anggap deh sebelum pandemi di 2019 ada 5 orang pemilik motor isi bensin barengan di SPBU.

Lalu pada 2020-2021 saat pandemi menyerang jadi ada 10 orang yang punya motor tapi jarang dipakai, sebut saja kantornya ada pembatasan karyawan.

Jadi saat pandemi, SPBU tetap terasa kosong karena di hari Senin misalnya, cuma 5 orang ngisi, Selasa 5 orang, terus selang-seling jadi SPBU paling hanya terisi 5 orang.

Tahun 2022 pandemi usai, jadi ada 20 orang nih yang punya motor.

Kala pandemi sudah tidak dianggap dan orang-orang lancar jaya merdeka kemana-mana, 20 orang ini mengisi BBM bareng dan efeknya kelihatan SPBU tiba-tiba penuh karena biasanya cuma 5 orang saja yang ngisi bensin.

Lalu kenapa bahas layout SPBU yang perlu diupdate padahal masalahnya dari volume kendaraan?

Ya paling tidak, update layout bisa sedikit membantu mengurai antrean sehingga kendaraannya (motor) tumplek di area SPBU dan enggak bikin macet pengguna jalan.

Baca Juga: Meski Lebih Mahal, SPBU Vivo Masih Jadi Pilihan Sejumlah Pengendara, Ternyata Ini Alasannya

Bisa dimulai dari jangan menganaktirikan pengguna motor dan hanya menyediakan satu pompa dengan dua nozzle.

Perbanyak saja pompanya sebab zaman now secara kuantitas motor yang lebih sering isi BBM ketimbang mobil, ya nggak?

Sudah gitu lokasinya pas di dekat pintu masuk, lebih baik area pengisian motor digeser jadi dekat pintu keluar saja jadi kalau antreannya panjang enggak meleber ke badan jalan.

Kalau mau ubah layout total, jejeran pompanya bisa dibuat diagonal enggak melebar atau memanjang seperti SPBU umumnya.

Motor diberikan tempat di pompa paling ujung karena antreannya sudah pasti paling panjang.

Bisa juga dengan sistem prioritas, kalau antrean motor sudah memanjang keluar baiknya seluruh nozzle diaktifkan saja jadi pengguna motor bisa pilih mau isi di mana saja selama bukan di pompa Solar.

Kalau antrean di badan jalan sudah terurai, motor bisa digiring lagi ke jalurnya semula sehingga pengguna mobil bisa isi bensin lagi dengan nyaman.

Selain itu, sistem pembayaran juga kalau bisa dibikin jadi makin cepat.

Saya ngebayanginnya sih kalau bayar BBM bisa sat-set kayak bayar tol. Tempel kartu, beres langsung cabs.

Aplikasi di smartphone sebetulnya kalau digalakkan juga bisa bikin pembayaran makin cepat, meski enggak sepraktis kartu seperti e-Toll.

Tentu ini kan cuma pendapat saya aja ya, pengelola SPBU mungkin punya banyak pertimbangan lain.

Paling tidak dari pengguna motor seperti saya kalau enggak mau sering ngantre panjang-panjang ya sekali isi bensin langsung fulltank saja, jadi seminggu sekali isi BBMnya.

Atau ya sekalian saja beralih ke kendaraan listrik, bisa bilang bye-bye sama SPBU.

Berhubung saya masih belum mampu beli kendaraan listrik, yasuuudah kurangi saja penggunaan kendaraan pribadi dengan sepeda.

Kan lumayan bisa irit mengurangi penggunaan BBM dan enggak bete karena sering antre panjang pas ngisi bensin di SPBU.

Lha, ujung-ujungnya ngajak gowes bersepedah...