GridOto.com - F1 Singapura 2022 bakal digelar di Sirkuit Marina Bay pada hari Minggu (2/10) setelah absen selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Balap F1 Singapura digelar malam hari di sirkuit jalan raya Marina Bay yang sudah berlangsung sejak tahun 2008 silam.
Nah, apa yang membuat Sirkuit Marina Bay terasa spesial?
Sirkuit Marina Bay memiliki panjang 5.063 Kilometer dan memiliki 23 tikungan serta harus dilalui sepanjang 61 lap.
Meskipun tidak sesempit Monako, para pembalap tentu harus selalu ekstra fokus ketika membalap di Sirkuit Marina Bay.
"Sirkuit Marina Bay memerlukan tingkat konsentrasi paling tinggi, rasanya akan sangat berbeda dengan spek mobil tahun ini membalap di sini," ucap Fernando Alonso yang menang dua kali di Singapura pada 2008 dan 2010, seperti dikutip dari GPblog.com.
Selain layout sirkuit yang menantang, lokasi Singapura yang berdekatan dengan garis khatulistiwa membuat iklim tropis menjadi tantangan lain para pembalap.
Meskipun digelar pada malam hari, suhu udara rata-rata hanya berada di angka 24 derajat dan masih tergolong tinggi bagi para pembalap yang berasal dari Eropa.
Baca Juga: Skandal Paling Terkenal di F1 Singapura, Sengaja Menabrakkan Diri Demi Kemenangan Fernando Alonso
Baca Juga: Max Verstappen Bisa Pastikan Gelar Juara F1 2022 di Singapura, Ini Syaratnya!
Iklim tropis juga membuat tingkat kelembaban akan sangat tinggi serta para pembalap akan berkeringat lebih banyak.
Seperti dikutip dari ferrari.com para pembalap umumnya akan kehilangan sekitar 3 kilogram dari berat badannya saat membalap di Singapura.
Artinya ada sekitar 4-5% berat pembalap yang hilang hanya dari keringat saat membalap di F1 Singapura.
Selain itu pada musim ini tim dan juga pembalap banyak yang mulai menghilangkan fitur botol minum akibat mobil dengan regulasi 2022 yang ditemukan overweight.
Baca Juga: Ada Warna Pink, Tim McLaren Pakai Livery Spesial di F1 Singapura 2022 Akhir Pekan Ini
Sehingga tim dan juga pembalap memilih untuk meninggalkan botol minum agar tidak menambah bobot mobil yang membuat time jadi lebih lambat, meskipun tampaknya tim akan memilih memasangkan lagi botol minum khusus untuk di F1 Singapura.
"Kehilangan keringat saat di Singapura betul-betul ekstrem, karena para pembalap tidak memiliki waktu mengambil napas akibat minimnya lintasan lurus panjang disini," ucap Andrea Ferrari selaku pelatih fisik Charles Leclerc.
"Para pembalap akan kehilangan mineral dan kalsium sehingga akan melemahkan sistem otot yang bisa membawa mereka melakukan kesalahan, mulai dari menurunnya pace sampai terjadinya kecelakaan," ungkapnya.
"Maka dari itu kami akan selalu memastikan pembalap tetap mendapatkan pasokan minum yang cukup saat balapan, serta melakukan latihan fisik yang lebih berat dari trek lain agar mereka selalu fit sepanjang akhir pekan," tutupnya.
Baca Juga: Dapat Kontrak Baru, Guanyo Zhou Terus Balapan Bersama Tim Alfa Romeo