Cerita Aron Canet Sering Ditolak Tim Balap Gara-gara Tubuh Penuh Tato

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 29 September 2022 | 11:01 WIB

Aron Canet, pembalap penuh tato (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Pembalap tim Flexbox HP40 Moto2, Aron Canet, mengalami banyak rintangan dalam menjalani kariernya gara-gara tato.

Saat ini bisa dilihat hampir seluruh bagian tubuh Aron Canet tertutup oleh tato, baik dari leher, tangan hingga kakinya.

Bisa dikatakan Aron Canet adalah pembalap bertato paling banyak di Grand Prix, bahkan mungkin paling banyak di antara pembalap di seluruh dunia.

Sejak debut GP pada 2016 silam, Aron Canet memang menyita perhatian karena menjadi pembalap muda yang patut diperhitungkan bakatnya.

Canet sempat menempati peringkat ke-3 di Moto3 2017, kemudian bisa menjadi runner up di Moto3 2019.

Sedangkan tahun ini meski berkali-kali kena sial, pembalap berkebangsaan Spanyol ini masih menempati peringkat ke-3 di klasemen sementara Moto2 2022.

Pembalap 22 tahun inipun digadang-gadang untuk bisa naik ke kelas premier MotoGP di masa depan nanti.

Namun meski sudah dikenal sebagai pembalap cepat dan berbakat, tak bisa dipungkiri tato malah menjadi penghalang besar dalam keberjalanan karier Canet.

Sejak beberapa tahun terakhir, Aron Canet rutin melakukan selebrasi dengan sebuah properti berupa sebuah tali dan dasi saat naik podium.

Baca Juga: Perburuan Gelar Bisa Terganggu, Badai Tropis Akan Melanda MotoGP Thailand 2022

MotoGP.com
Dasi dan tali saat selebrasi Aron Canet

Hal itu ternyata punya arti khusus baginya.

"Selebrasi dengan pesan dasi dan tali adalah untuk orang-orang yang ada di dalam dan luar paddock yang membicarakanku tanpa mengenalku karena punya tato," ujar Canet dilansir GridOto.com dari Moto.it.

"Itu melambangkan jalan diskriminasi, kau bukan orang yang lebih baik ataupun lebih buruk jika punya tato," jelas Canet.

Canet mengaku, ada beberapa tim yang menolaknya, memilih mengesampingkan performa bagusnya gara-gara punya tato.

Tim-tim tersebut mungkin takut akan punya stigma buruk di mata sponsor ataupun fans gara-gara punya pembalap dengan tubuh penuh tato.

"Aku pertama memakainya (selebrasi dasi) saat podium di Mugello 2021. Saat itu aku sedang menjalin pembicaraan dengan beberapa tim dari kategori berbeda. Beberapa menolakku karena tato," sambungnya.

"Di luar paddock aku dituduh melakukan hal-hal tertentu tanpa mereka mengenalku, itu karena image-ku. Namun beberapa tahun ini aku telah menunjukkan bahwa aku bisa naik podium tanpa memedulikan soal dasi, dan tentunya sama saja dengan tato ataupun tanpa tato," jelasnya.