GridOto.com - Isu pakai Pertalite jadi boros, faktor ini punya pengaruh besar.
Isu pakai Pertalite jadi boros paska kenaikan harga masih terus mencuat.
Pakar ahli motor bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri menerangkan ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan konsumsi bahan bakar jadi boros.
Salah satunya yang ditekankan adalah perubahan nilai densitas energi yang dimiliki.
"Setiap bahan bakar punya nilai densitas energi yang menjadi parameter untuk menentukan berapa besar tenaga bisa dihasilkan dari suatu volume bahan bakar saat dibakar," terang Tri.
Tri meyakini nilai densitas energi bahan bakar bisa berbeda dari proses pengolahan bahan bakar.
Baca Juga: Pakai Pertalite Jadi Boros, Pakar Buka Sejumlah Dugaan Penyebab
Bahan bakar yang diolah di dalam kilang dari minyak mentah menjadi nafta menghasilkan energi densitas yang berbeda.
Untuk itu agar menjaga kualitasnya, parameter nilai energi densitas punya standarisasi rentang minimal dan maksimal.
"Pertalite punya spesifikasi densitas energi minimal 715 kg/m3, maksimal 770 kg/m3," papar Tri.
Dengan volume Pertalite yang sama, jika saat energi densitas yang didapat tinggi maka tenaga yang dihasilkan saat dibakar akan lebih besar.
Begitu juga sebaliknya kalau energi densitas yang didapat rendah.
Lebih mudahnya, Tri membeberkan analogi dari perbedaan densitas energi di bawah ini.
Baca Juga: BBM Naik, Pakar Jabarkan Pakai Pertamax Lebih Baik dari Pertalite
Sesuai spesifikasi nilai densitas energi Pertalite memiliki rentang angka 715 kg/m3 - 770 kg/m3.
Terdapat perbedaan densitas energi sebesar 7,14 persen.
Saat energi densitas tertinggi didapatkan (770 kg/m3), anggaplah 10 liter Pertalite bisa mencapai jarak 150 km.
Ketika energi densitas yang didapat paling rendah (715 kg/m3), 10 liter Pertalite hanya bisa mencapai 139,3 km saja.
"Sama-sama 10 liter, tapi karena densitas energinya rendah untuk menyeimbangkan performa yang setara butuh volume pembakaran yang lebih banyak, makanya lebih boros," jelas Tri.