Harga BBM Naik, Pertalite Punya Dampak Begini Buat Mesin Modern

Angga Raditya - Selasa, 6 September 2022 | 09:00 WIB

Sebuah SPBU di Banyuwangi Jawa Timur disegel polisi karena nekat jual bensin campur air (foto ilustrasi). (Angga Raditya - )

GridOto.com - Imbas dari harga BBM naik, sejumlah pengendara mulai memikirkan bahan bakar yang digunakan.

Tidak sedikit yang beralih ke bahan bakar Pertalite akibat harga BBM naik, khususnya Pertamax.

Harga BBM naik pada Pertalite dianggap bukan menjadi halangan untuk menggunakan Pertalite.

Padahal, tidak semua mesin mobil modern cocok menggunakan bahan bakar Pertalite.

"Mobil sekarang umumnya sudah menggunakan mesin dengan kompresi tinggi," buka Ardito S Bachrie, Vice Commisioner bengkel KS Nusa, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Mazda
Mesin Skyactiv Mazda punya rasio kompresi tinggi namun sanggup pakai bensin oktan rendah

Baca Juga: Bestie, Ini Rahasia Bikin Mesin Awet Sekaligus Irit Bahan Bakar!

Kompresi tinggi ini dibutuhkan agar mobil tetap memiliki output tenaga kuda yang cukup besar tanpa mengorbankan konsumsi bahan bakar.

Alhasil mesin dengan kompresi tinggi ini membutuhkan bensin dengan oktan tinggi agar bisa terbakar sempurna.

"Minimal membutuhkan oktan 92 untuk mesin mobil dengan kompresi tinggi," lanjut Dito, sapaannnya.

Jika menggunakan Pertalite yang punya angka oktan 90, maka dampaknya cukup menakutkan dalam jangka panjang.

"Salah satu gejala terburuknya adalah mesin knocking alias ngelitik," wanti Dito.

Ilustrasi kerak karbon

Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Ini Manfaat Mobil Pakai Bensin Oktan Tinggi

Ngelitik pada mesin ini punya sederet potensi kerusakan terhadap mesin bila dibiarkan.

"Paling ringan banyak tumpukan carbon deposit di ruang bakar," ucap pria penghobi off road ini.

Sedangkan potensi kerusakan paling berat, "Bisa merusak ring piston, dan dinding jadi baret apabila ngelitik tadi dibiarkan dalam waktu lama," sergahnya.

Jadi Dito menyarankan agar gunakan bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi pabrik.

"Jadi bisa terhindar dari mesin rusak dan biaya servis membengkak di kemudian hari," pungkasnya.