Harga BBM Naik, Dampak Pakai Bensin Oktan Rendah Terhadap Busi Mobil

Ryan Fasha - Senin, 5 September 2022 | 21:00 WIB

Tulisan rekomendasi oktan bensin minimal yang ada di belakang salah satu kendaraan LCGC, Toyota Calya. (Ryan Fasha - )

GridOto.com - Harga BBM Naik, Dampak Pakai Bensin Oktan Rendah Terhadap Busi Mobil.

Harga BBM naik diumumkan pemerintah Sabtu, 3 September 2022.

Untuk jenis bahan bakar bensin, harga BBM naik terjadi pada Pertamina Pertalite dan Pertamax.

Harga BBM Pertalite dengan oktan 90 kini Rp 10.000/liter sedang Pertamax yang punya oktan 92 Rp 14.500/liter (wilayah DKI Jakarta).

Dengan selisih harga mencapai Rp 4.500/liter membuat Pertalite masih jadi incaran banyak pemilik mobil.

Ryan/GridOto.com
elektroda inti busi iridium bisa pecah

Baca Juga: BREAKING NEWS - Jokowi Resmi Umumkan Harga BBM Naik, Harga Pertalite Jadi Rp 10.000 

Padahal oleh pabrikan pembuatnya mobil tersebut direkomendasikan pakai oktan di atas 90.

Ternyata memakai bahan bakar dengan oktan yang lebih rendah dari rekomendasi pabrik bisa berdampak pada busi mobil.

"Busi yang menjadi awal proses pembakaran bisa terkena dampak jika pakai bbm oktan rendah," buka Davin dari bengkel Elika Automotive Performance di Bursa Otomotif Sunter (BOS), Jakarta Utara.

"Pada jangka panjang, busi akan mengalami penumpukan kerak karbon," tambahnya.

Kerak karbon yang menumpuk ini diakibatkan proses pembakaran yang kurang baik.

Rudy Hansend/GridOto.com
Busi Iridium Toyota New Avanza 2021

Baca Juga: BBM Naik, Daftar Harga Pertamax Terbaru di Seluruh Indonesia

Alhasil, busi menjadi korban dengan ditumpuki kerak karbon tersebut.

"Bisa dilihat pada bagian elektroda biasanya akan kotor bahkan rusak," jelas Davin.

"Bahkan pada beberapa kasus, busi dengan elektroda seperti platinum atau iridium bisa mengalami kerusakan lebih cepat," terangnya.

Kemampuan busi yang menurun membuat kita harus mengganti busi lebih cepat.

Begitu juga dengan konsumsi bbm yang bisa jadi lebih boros akibat penggunaan bbm oktan rendah karena busi yang sudah tidak maksimal.