Kalah Jauh dari Fabio Quartararo, Gaya Balap Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso Dianggap Kuno

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 1 September 2022 | 16:40 WIB

Tak bisa kejar Fabio Quartararo, gaya balap Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso dianggap sudah kuno (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Meski memakai motor yang sama, Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso tak bisa mengimbangi penampilan Fabio Quartararo di MotoGP 2022.

Ketika Fabio Quartararo bisa bertarung di papan atas, Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso malah harus jumpalitan untuk bisa masuk ke papan tengah MotoGP 2022.

Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso lebih sering berada di luar 15 besar, sulit untuk bisa membantu Fabio Quartararo melawan kepungan Ducati dan Aprilia.

Ketimpangan performa ini cukup membingungkan, pasalnya Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso sama-sama punya reputasi dan bisa tampil bagus di masa lampau.

Menurut manajer tim RNF Yamaha, Wilco Zeelenberg, ada beberapa alasan khusus kenapa Franky dan Dovi sama-sama gagal tampil bagus pada musim ini.

Salah satunya adalah gaya balap yang dianggap kuno, alias ketunggalan zaman.

"Michelin mengganti kerangka ban belakang dan sudut inklinasi grip-nya pada 2020, yang mana itu berbeda dengan sebelumnya. Kau tak bisa terlalu mirip, karena sudut kemiringan maksimal akan meningkatkan temperatur ban," kata Zeelenberg dilansir GridOto.com dari Paddock-GP.

"Franco, seperti halnya Andrea, sangat miring saat memacu motornya, mereka tidak memeluk motor seperti pembalap lainnya. Kupikir keduanya menderita soal itu, tapi bagiku juga ada hal lain juga yang misterius," jelasnya.

Sedangkan Fabio Quartararo bisa melibas tikungan dengan cepat tanpa perlu membuat ban kepanasan.

Baca Juga: Serunya Pembalap Tanding Sepak Bola Jelang MotoGP San Marino 2022, Netizen Heboh Jorge Lorenzo Kolongin Lawan

"Fabio punya kecepatan menikung lebih tinggi dan bisa mengatur agar ban tidak kepanasan, tapi dia mengedarai dengan sudut kemiringan tidak terlalu besar," jelasnya.

Salah satu gaya balapan Dovi dan Franky yang dianggap kuno, adalah gaya pengereman beratnya saat memasuki tikungan.

"Dua orang Italia tersebut memakai gaya kuno, mereka mengerem dengan lebih keras dan memasuki tikungan dengan rem tangan, sedangkan Fabio mengerem dengan lebih benar, melepas rem kemudian masuk tikungan," lanjut pria asal Belanda ini.

"Dan di semua tikungan, dia lebih cepat sekitar 1-2 km/jam. Kupikir ini selain soal bakat, tapi juga soal ukuran tubuh. Dia tinggi dan menguasai motornya dengan baik, dia bisa mengatur traksi ban belakang di setiap saat," jelas Zeelenberg.

Zeelenberg juga mengungkap, baik Morbidelli dan Dovizioso sama-sama beberapa kali mencoba mengikuti gaya El Diablo di sesi latihan ataupun kualifikasi.

Tapi untuk menirunya dengan tepat apalagi dalam balapan sepanjang 25 lap, akan sangat mustahil.

"Fabio sudah terbiasa dengan gaya ini selama bertahun-tahun, dia berhasil merepresentasikan kombinasi sempurna gaya itu dengan YZR-M1," sambungnya.

Menurut Zeelenberg, Dovizioso juga tak bisa langsung kompetitif dengan M1 dalam waktu cepat karena berganti motor maka akan butuh waktu juga untuk beradaptasi.