GridOto.com - Hingga sekarang pemerintah memang belum meresmikan wacana harga BBM subsidi naik.
Walau begitu banyak pihak yang memperkirakan wacana harga BBM subsidi naik ini bisa memicu keresahan masyarakat.
Bahkan Ombudsman Republik Indonesia sampai menyarankan pemerintah untuk mengurungkan wacana harga BBM subsidi naik.
Pasalnya dari kajian cepat yang sudah dilakukan Ombudsman, mayoritas konsumen di SPBU merupakan pembeli Pertalite dan Solar dengan angka 70 persen.
"Opsi menaikkan harga BBM subsidi bukanlah pilihan yang tepat dan bijak untuk sekarang," jelas Hery Susanto selaku anggota Ombudsman, dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/08/2022).
Untuk diketahui Ombudsman melakukan kajian cepat terkait pembatasan pembelian BBM subsidi, salah satunya menggunakan aplikasi MyPertamina pada 8-12 Agustus 2022.
Dalam survei yang sudah dilakukan, Ombudsman mewawancarai 781 responden di 66 SPBU yang tersebar di 31 provinsi.
Responden yang dipilih hanya merupakan konsumen di SPBU yang menerapkan pembatasan pembelian BBM subsidi menggunakan MyPertamina.
Lalu Ombudsman juga hanya memilih pengemudi mobil pribadi di bawah 1.500 cc, motor di bawah 250 cc, pengendara angkutan barang dan angkutan umum.
Baca Juga: Isu Kenaikan BBM Semakin Ramai, Pengamat Ekonomi UGM Sebut Pertalite Jadi Rp 10 Ribu
Menurut Hery, jika pemerintah sampai menerapkan wacana harga BBM subsidi naik, maka bisa menyulut keserasahan di tengah masyarakat.
Apalagi jika harga Pertalite naik jadi Rp 10.000 per liter, jelas akan terjadi inflasi hingga 0,97 persen.
"Oleh karenanya pemerintah diminta agar tidak menaikkan harga BBM subsidi," ucapnya.
Di sisi lain, temuan Ombudsman menyimpulkan kalau mayoritas pembeli di SPBU merupakan masyarakat menengah ke bawah.
Pasalnya 82 persen dari seluruh responden memiliki penghasilan kurang dari Rp 500 ribu hingga Rp 4,5 juta.
"Responden konsumen SPBU didominasi oleh masyarakat dari golongan menengan ke bawah," papar Hery.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ombudsman Minta Pemerintah Tak Naikkan Harga Pertalite, Sebut Inflasi Bisa Capai 0,97 Persen.