GridOto.com - Bobotnya paling ringan diantara Royal Enfield lainnya, begini rasanya berkendara diatas motor Hunter 350 yang beraliran roadster.
Dimensi Hunter 350 terbilang ramah karena tinggi joknya hanya 790 mm, dan dimensi area jok bagian depan dan tangki yang dijepit kaki sangat ramping.
Makanya buat pengendara berpostur sekitar 170 cm, ketika duduk lututnya masih sedikit menekuk. Busa joknya ternyata cukup tebal dan empuk.
Setangnya yang pakai model pipa ketika diraih posisinya tak terlalu rendah maupun tinggi. Tentunya buat harian akan bikin nyaman, sigap dan lincah.
Namun memang terasa cukup jauh, makanya lengan terbilang lurus. Posisi pijakan kaki juga santai, hampir lurus dengan letak jok.
Hasilnya, segitiga berkendara yang dihadirkan terbilang netral, tak terlalu santai seperti halnya naik Meteor 350, dan tak senunduk naik varian Continental GT.
“Saat ini jadi motor Royal Enfield yang paling ringan,” ujar Siddhartha Lal. Bobot Hunter 350 ini seberat 181 kg.
Bukan hanya bisa dicoba di sekitaran hotel tempat menginap di Bangkok, Royal Enfield juga menyiapkan turing di malam hari untuk merasakan handlingnya.
Rutenya dari Bangkok menuju Chang Chui dilanjutkan ke Impact dan kembali ke Bangkok, total jaraknya sekitar 108 km.
Baca Juga: Royal Enfield Shotgun Baru Kena Jepret, Bakal Jadi Interceptor 650 Bertampang Bobber?
Enggah hanya lewat jalan raya yang mulus, rutenya juga lewat jalur blusukan di jalan perkampungan.
Pada saat di Impact juga disiapkan sirkuit gokart, tujuannya untuk merasakan kelincangan motor yang punya jarak sumbu roda 1.370 mm ini.
Sayangnya, sepanjang jalan saat sesi test ride di malam hari turun hujan yang sangat lebat. Jadi enggak bisa pol-polan ngegasnya, termasuk saat di sirkuit.
Tapi tentu tetap bisa dirasakan karakter dari Hunter 350. Yang utama ternyata benar, terasa ringan dan lincah!
Tentunya didapat dari kombinasi bobot yang tergolong ringan, sudut rake sempit dan ban yang mumpuni.
Suspensi depan dan belakang rasanya empuk sehingga bikin nyaman di perjalanan, tapi enggak sampai bikin limbung ketika di kecepatan tinggi. Mantap!
Yang jadi ganjalan paling remnya, ternyata malah lebih responsif yang belakang, sentil sedikit saja ngerem. Sedang depan justru jarak main tuasnya lebih dalam.
Baru akan dirilis di Indonesia dalam waktu dekat, simak review selengkapnya dalam video berikut ini.