Isu Kenaikan BBM Semakin Ramai, Pengamat Ekonomi UGM Sebut Pertalite Jadi Rp 10 Ribu

Dia Saputra - Senin, 29 Agustus 2022 | 11:45 WIB

ilustrasi pembelian Pertalite di SPBU Pertamina. (Dia Saputra - )

GridOto.com - Isu kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar semakin ramai dibicarakan masyarakat Tanah Air.

Pengamat ekonomi energi dari UGM, Fahmy Radhi mengaku telah mendapat informasi kenaikan harga Pertalite dan Solar.

Fahmy Radhi menjelaskan, ia menerima informasi bahwa Presiden Joko Widodo akan menaikan harga pada 1 September 2022.

"Dari informasi yang saya terima, Presiden segera menaikan harga BBM," buka Fahmy Radhi dikutip dari Wartakotalive.com.

Kendati demikian, menurut Fahmy pemerintah seharusnya dapat mengatasi dahulu subsidi BBM yang banyak salah sasaran lewat pembatasan.

"Mestinya atasi dulu salah sasaran melalui pembatasan, jangan cari solusi gampang tanpa berkeringat," ungkapnya.

Ia mengatakan, kalau Perpres tentang pembatasan BBM subsidi ditandatangani, maka 60 persen kuota Pertalite dapat diselamatkan. 

Sayangnya untuk pembatasan BBM subsidi ini dinilai sulit terlaksana, karena dirinya menduga pengguna Solar di industri bermain via oligarki.

"Kalau Pertalite dan Solar subsidi dibatasi, industri besar pengguna Solar subsidi dirugikan," lanjut Pengamat ekonomi energi dari UGM.

Baca Juga: Isu Harga Pertalite Naik Bikin Ojol Puyeng, Disebut Waktunya Kurang Tepat dan Kenaikannya Terlalu Tinggi

Menurutnya, harga Pertalite akan naik menjadi Rp 10.000 per liter dari saat ini Rp 7.650 dan Solar menjadi Rp 8.500 per liter dari saat ini Rp 5.150.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan penyesuaian harga BBM untuk mengurangi beban APBN merupakan langkah yang tepat.

"Dengan begitu anggaran subsidi BBM bisa dialihkan untuk pembangunan sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan," terang Mamit Setiawan.

Setiawan berpendapat, bahasa yang benar bukan kenaikan, tapi mengurangi beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah.

"Saya kira hal ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan beban keuangan negara," imbuh Mamit.

Mamit menuturkan, beban keuangan negara semakin berat jika tidak ada pengurangan subsidi bisa dipastikan.

Saat ini, beban kompensasi yang harus dibayarkan negara kepada badan usaha sangat besar kurang lebih Rp 502 triliun.

Mamit perkirakan, butuh kurang lebih Rp 65 triliun untuk menambah beban subsidi BBM dan kompensasi sampai akhir tahun ini, jika tidak ada pembatasan atau ruang fiskal yang cukup kuat untuk APBN.

"Penambahan kuota untuk Pertalite kurang lebih lima juta kiloliter dan Solar subsidi kurang lebih 1,5 juta kiloliter," beber Mamit.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Siap-siap 1 September 2022 Pemerintah Umumkan Harga Pertalite Jadi Rp 10.000 dan Solar Rp 8.500