GridOto.com - Semakin kencangnya isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite, justru membuat masyarakat di sejumlah daerah jadi panik.
Pasalnya banyak masyarakat yang akhirnya rela mengantre di SPBU untuk mengisi bensin, sebelum wacana harga Pertalite naik diresmikan pemerintah.
Otomatis, kepanikan karena isu harga Pertalite naik membuat permintaannya di pasar ikutan membengkak.
Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan PT Pertamina Patra Niaga, kenaikan permintaan Pertalite sudah terlihat di wilayah Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT (Jatimbalinus) dalam beberapa waktu terakhir.
Deden Mochamad Idhani selaku Area Manager Communication, Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus menyebutkan, kenaikannya bisa sampai 5-7 persen dibanding hari biasa.
Untuk sekarang, penyaluran BBM untuk kendaraan bermesin bensin (Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo) di Jatimbalinus sudah mencapai 18.800 KL.
Sedangkan penyaluran BBM untuk kendaraan diesel (Solar, Dexlite dan Pertamina Dex) sudah mencapai angka 9.000 KL.
Ia hanya bisa berharap agar konsumen tidak panik dengan isu harga Pertalite naik dan menjamin stoknya aman di wilayah Jatimbalinus.
"Kami mengimbau agar konsumen tidak perlu khawatir dan panik karena stok BBM di seluruh Terminal BBM Jatimbalinus masih aman," jelasnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/08/2022).
Deden khawatir kalau terjadi panic buying, maka bukan tidak mungkin kalau stok di SPBU bisa cepat habis.
Dengan begitu kelangkaan BBM khususnya Pertalite bisa terjadi, mengingat penyalurannya membutuhkan waktu.
Perlu diketahui wilayah Jatimbalinus memiliki 19 lokasi Terminal BBM, 9 Supply Point LPG, 13 lokasi Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan lebih dari 1.400 unit SPBU.
"Apapun kebijakan terkait distribusi BBM, LPG, Petrokimia, Avtur dan produk turunan lainnya, kami siap menjalankan dan menerapkannya," imbuhnya.
Sekadar informasi, wacana harga BBM subsidi sebetulnya muncul bukan tanpa alasan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kalau harga BBM subsidi tidak naik, maka anggaran subsidi bisa membengkak lagi sebesar Rp 198 triliun.
"Bisa menjadi di atas Rp 502,4 triliun kalau tidak menaikkan harga BBM dan tidak melakukan pembatasan," ucapnya, Selasa (23/08/2022).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Isu Harga Naik Bikin Permintaan Pertalite Meningkat di Jatim, Bali, Nusa Tenggara.