GridOto.com - Banyak mitos tentang ban mobil yang bikin bingung karena ketidaktahuan dari penggunanya.
Padahal banyak mitos dari ban mobil tersebut cenderung salah, dan bisa bikin bahaya penggunanya.
Berikut mitos seputar ban mobil yang mesti kamu ketahui agar tidak tersesat.
1. Ban mobil bertapak besar pasti berisik
Baca Juga: Ban Mobil Bocor Samping Enggak Bisa Ditambal, Ini Penjelasannya
“Secara logika enggak salah, karena makin lebar tapaknya, bidang yang bersentuhan dengan aspal makin besar,” jawab Zulpata Zainal, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk.
Zulpata menambahkan, “Harus dilihat juga besar alur yang meloloskan hambatan udara dan bentuk alur kembangnya.”
Variabel ini yang bisa mereduksi tingkat kebisingan dari ban, termasuk kompon dan teknologi ban yang digunakan.
2. Ban botak aman dipakai asal enggak hujan.
Yang terjadi ketika ban mulai botak, alur pembuangan untuk air jadi minim, “Bisa aquaplaning parah,” wanti Johan dari Tripanca Tire Service, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
“Grip pun pasti berkurang jauh sekalipun di jalanan kering,” himbaunya.
Beda dengan ban full slick yang memang didesain tapak bannya botak dan punya lapisan karet yang berbeda.
Baca Juga: Benarkah Pakai Angin Nitrogen di Ban, Bikin Irit Bahan Bakar?
3. Isi angin biasa lebih limbung daripada nitrogen
Hal ini kembali lagi ke molekul nitrogen yang padat dan besar dibanding molekul angin biasa.
Dengan karakter besar dan padat, maka nitrogen lebih mudah mengisi ban dan membuatnya jadi kokoh.
“Efeknya ban relatif sulit bergoyang, sesederhana itu,” ucap Johan.
4. Ban serep boleh diisi nitrogen.
Johan menjelaskan, ban serep sebaiknya tidak diisi nitrogen.
“Sifatnya sebagai pendingin, jadi kalau dipakai di ban serep, biasanya karetnya jadi lebih cepat getas,” tuturnya.