GridOto.com - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) akhirnya resmi meluncurkan S-Presso untuk pasar Indonesia, yang mana city car kompak tersebut didatangkan secara utuh atau Completely Build Up (CBU) dari India.
Tampil perdana di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 kemarin, keputusan Suzuki untuk mengimpor S-Presso dari India sontak menimbulkan sejumlah pertanyaan.
Mengingat model Suzuki yang diimpor dari India 'biasanya' tidak berakhir indah, lantaran produk yang dihadirkan kurang memenuhi ekspetasi masyarakat Indonesia.
Head of 4W Brand Dev. & Marketing Research & IT Network SIS, Harold Donnel, coba membantah anggapan tersebut dan mengaku siap berkomitmen lewat studi khusus untuk mengembangkan S-Presso.
"Jadi apakah ini akan berakhir tidak indah? Kami pastikan bahwa S-Presso bisa langgeng, istilahnya seperti itu," tutur pria yang akrab disapa Harold ini saat berada di GIIAS 2022 lalu.
"Karena skema pengembangan produknya sudah disiapkan SIS, untuk market S-Presso ini ke depannya," tambahnya.
Lanjut menurut Harold, salah satu alasan pihaknya mengimpor S-Presso dari India ialah sebagai langkah awal untuk merealisasikan grand strategy Suzuki di Indonesia.
Adapun grand strategy yang dimaksud, adalah meramaikan market otomotif Tanah Air lewat peluncuran tujuh produk baru dengan nuansa SUV hingga 2025 mendatang.
Maka dari itu Suzuki S-Presso dinilai cocok, karena memang telah dirancang dengan menurukan DNA sebuah SUV lewat bahasa desainnya.
Baca Juga: Enggak Takut Saling 'Bunuh', Suzuki Yakin S-Presso dan Ignis Bisa Jalan Berdampingan
"Karena grand strategy kami sampai 2025 itu DNA SUV harus lengkap di masing-masing segmen, jadi kami akan mati-matian mempertahankan (S-Presso)," tutur Harold.
Lantas, kenapa memilih impor dari India ketimbang memproduksi secara lokal ataupun mengimpor langsung dari Jepang?
"Mother plan (basis produksinya). Indonesia, India dan Jepang kan tiga mother plan terbesar (Suzuki) untuk pasar Asia," papar Harold lagi.
"Artinya dengan hubungan yang baik secara bilateral, terus juga skema pajak antara Indonesia dan India sepertinya bukan menjadi masalah," imbuhnya.
Enggak cuma itu, Harold juga membantah anggapan bahwa mobil yang diimpor secara utuh dari India memiliki kualitas yang kurang bagus alias 'penyakitan'.
"Bahwa standarisasi mobil Suzuki yang ada di global itu kurang lebih sama," ungkapnya.
Ia pun tidak menutup kemungkinan, untuk ke depannya Suzuki S-Presso bisa dikembangkan dan diproduksi secara lokal di Indonesia.
Bahkan studi untuk memproduksi secara lokal ini, sudah dimulai sejak city car mungil tersebut resmi diluncurkan pada ajang GIIAS 2022 kemarin.
"Kami selalu menyuarakan bahwa ingin CKD (Completely Knock Down) atau produksi lokal. Karena apa? Bisa mengembangkan industri lokal, terus juga pengembangan sumber daya manusia, alih teknologi dan segala macamnya," kata Harold.
"Cuma memang kan ini akan ada corporate strategy yang diambil secara global, memang untuk jawaban yang global masih seperti itu (impor dari India). Tapi tetap kami akan terus berjuang," pungkasnya.