GridOto.com - Pembalap tim Ten Kate Racing Yamaha, Dominique Aegerter, sedang jadi buah bibir karena aksi curangnya pada balapan pertama WorldSSP di Autodrom Most, Ceko, dalam serangkaian gelaran WorldSBK Ceko 2022.
Pada race 1 WorldSSP Ceko 2022 hari Sabtu (30/7/2022), Dominique Aegerter terlibat kecelakaan karambol yang melibatkan banyak pembalap di tikungan pertama Autodrom Most.
Dominique Aegerter bukannya jadi penyebab crash di race 1 WorldSSP Ceko 2022 ini, karena tersangkanya adalah Can Oncu yang langsung mendapat hukuman karena melakukan manuver berbahaya.
Tapi tepat setelah crash, Aegerter ini malah berpura-pura alias akting mengalami cedera parah padahal sebenarnya tidak mengalami masalah apapun.
Motifnya diduga saja agar Race Director memberikan red flag sehingga balapan bisa dihentikan untuk sementara waktu.
Jika red flag, ada kesempatan buat pemuncak klasemen WorldSSP 2022 ini ikut balapan lagi dan tidak kehilangan banyak poin karena kecelakaan ini.
Karena tak mungkin balapan tetap dilanjut jika ada pembalap yang tergeletak dengan parah.
Selain itu, mantan pembalap Moto2 ini juga berambisi memperpanjang rekor kemenangannya menjadi ke-10 beruntun jika bisa menang di race 1 WorldSSP Ceko 2022 ini.
Namun pemeriksaan awal dokter menyatakan Aegerter mengalami gejala gegar otak dan tidak fit, sehingga harus istirahat dan juga melewatkan balapan kedua hari Minggu.
Baca Juga: Kisah Andrea Dovizioso Lupa Ingatan Usai Crash di Lap Pertama MotoGP Inggris, Ada yang Ingat?
Uniknya tim Ten Kate dan Aegerter sama-sama ngotot mencoba meyakinkan dokter agar memberikan izin untuknya balapan di race 2.
Tapi Stewards yang curiga sejak awal malah tetap tidak memberikannya izin balapan, bukan karena masalah sehat atau tidaknya tapi masalah kecurangan yang dilakukan juara WorldSSP 2021 ini.
Setelah investigasi, Aegerter dihukum larangan balapan di race 2 dan langsung mendapat cemooh dari banyak orang termasuk dari pembalap.
Misalnya saja dari pembalap tim BMW Motorrad WorldSBK, Scott Redding.
"Bagaimana bisa omong kosong ini ada? Dia di gravel dan ada banyak pembalap mendekat, ada marshal yang juga mempertaruhkan hidupnya," kata Redding dilansir GridOto.com dari Speedweek.
"Ini bukan soal Aegerter dilarang balapan. Dia juga membuat hidup orang lain terancam. Ya dia adalah juara dan memimpin kejuaraan, tapi tak bisa mendapatkan prioritas spesial, dia bukan Tuhan," tegas pembalap asal Inggris ini.
Redding pun sepakat dengan hukuman dari Stewards.
"Jika tidak, yang lain akan melakukan hal sama ketika crash. Kita tak butuh hal seperti itu di olahraga ini. Sangat buruk yang dilakukannya. Karena pada dasarnya dia sehat. Mungkin saja selanjutnya dia benar-benar kesakitan dan marshal menganggap dia berpura-pura," tegasnya.
Hal yang sama juga diutarakan rival Aegerter, Nicolo Bulega, yang cukup kesal karena kesempatannya menang hilang karena balapan dihentikan.
"Jika kau berbohong di gravel, kau tak merasa sakit, tapi ada orang lain jatuh dan motornya menabrakmu, kau akan kesakitan selamanya," semprot Nicolo Bulega.