Alasan Hyundai Palisade Facelift Tidak Semewah Versi Amerika Serikat, Terlalu Canggih Malah Bikin Pusing?

Muhammad Rizqi Pradana - Jumat, 29 Juli 2022 | 21:55 WIB

Hyundai Palisade facelift di Indonesia kehilangan beberapa fitur canggih yang ada di versi Amerika Serikat, ternyata ini alasannya. (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Hyundai Palisade facelift disematkan cukup banyak ubahan dibandingkan pendahulunya ketika diluncurkan pada Kamis (28/7/2022) malam lalu.

Yang paling mencolok tentu saja dari bagian eksterior, di mana Hyundai Palisade facelift dilengkapi oleh grille, DRL, dan bumper depan baru.

Dari segi fitur, Hyundai Palisade facelift juga kini sudah dilengkapi fitur keselamatan Hyundai SmartSense dan konektivitas Bluelink.

Tapi dibandingkan versi pasar lain seperti Amerika Serikat, Hyundai Palisade facelift yang dijual di Indonesia kehilangan beberapa fitur canggih.

Seperti Hyundai Digital Key 2 Touch yang memungkinkan sobat membuka mobil hanya dengan mendekatkan smartphone ke pintu mobil.

Serta Wi-Fi HotSpot yang terletak di dalam mobil, fitur Ergo Motion Massage and Relaxation Seat alias kursi pijat, dan head unit 12 inci.

Ketika dikonfirmasi, Bonar Pakpahan selaku Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengatakan bahwa keputusan untuk ‘menyunat’ fitur-fitur tersebut tidak berada di tangan mereka.

"Itu adalah keputusan dari HMC (Hyundai Motor Company), jadi bukan kami yang nolak atau enggak mau, dari sananya sudah seperti itu," ujarnya di sela-sela acara peluncuran.

"Ketika merancang sebuah produk, pasti mereka punya banyak pertimbangan dan ketika menawarkan Palisade facelift ke kami, sistemnya sudah seperti itu,” imbuhnya.

Baca Juga: Tertarik Meminang Hyundai Palisade Facelift? Harus Rela Tunggu 4 Bulan Sebelum Mobilnya Sampai Depan Rumah

Keputusan pabrikan asal Korea Selatan tersebut untuk meniadakan fitur-fitur di atas dari Hyundai Palisade facelift Indonesia tentu bukan tanpa alasan.

Bonar mengatakan, HMC sudah melakukan berbagai studi untuk menilai kebutuhan fitur-fitur bagi konsumen Indonesia.

“Penilaiannya dari mana? Berbagai hal mulai dari survei konsumen, penilaian mereka sendiri terhadap pasar Indonesia, dan kesiapan dari HMID sendiri,” kata Bonar.

"Karena banyak hal dari suatu kendaraan yang harus di-support, dan kadang-kadang fitur yang kecanggihan malah bikin repot," tutupnya.