GridOto.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan kendaraan otonom akan menjadi standar kendaraan di banyak negara dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk itu BRIN menilai semua pihak termasuk industri di Indonesia, perlu memperkuat ekosistem kendaraan listrik otonom di Tanah Air.
Seperti diketahui, kendaraan otonom mewakili konsep Micro Electric Vehicle Teleoperated Driving System (MEViTDS) yang dikemudikan dari jarak jauh.
"Melalui tema IEMS 2022 Strengthening Autonomous Ecosystem, BRIN ingin mendorong berbagai pihak untuk menjadi bagian dari ekosistem yang akan mendorong inovasi dan pertumbuhan di bidang kendaraan otonom," ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Saat ini, Organisasi Riset Elektronika dan Informatika sedang mengembangkan kendaraan listrik otonom yang ramah lingkungan.
Kendaraan otonom tersebut nantinya dapat digunakan di bandara, kampus, dan sektor publik lainnya.
Selain itu ppotensi implementasi kendaraan otonom untuk satu atau dua penumpang itu dapat digunakan di area terbatas atau kawasan khusus.
Contohnya seperti objek wisata, kawasan perumahan, industri, dan perkantoran.
"Diharapkan ini akan membantu menciptakan proposisi nilai baru yang terbentuk melalui kolaborasi," katanya.
Baca Juga: Fasilitas Kredit Perbankan untuk Kendaraan Listrik Belum Maksimal, Hal Ini yang Jadi Penyebabnya
Pengembangan kendaraan listrik dilakukan untuk memenuhi Prioritas Riset Nasional (PRN) Kendaraan Listrik 2020-2024 yang berfokus pada penguasaan teknologi kunci kendaraan otonom.
Teknologi tersebut seperti sistem deteksi objek atau sensor, sistem telekomunikasi, interaksi manusia dengan kendaraan, dan visi komputer.
Sementara pengembangan kendaraan listrik di era sebelumnya, difokuskan pada penguasaan teknologi komponen kunci.
Seperti motor listrik, baterai, sistem kontrol atau elektronika daya, platform, dan sistem stasiun pengisian kendaraan listrik.
"Solusi ujung ke ujung yang berbasis teknologi untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik otonom membutuhkan hubungan internal yang kuat antara sektor hulu dengan berbagai pemangku kepentingan yang relevan," tutup Handoko.