GridOto.com - Yamaha Jupiter adalah motor bebek yang namanya cukup besar.
Bahkan kalau tak ada Yamaha Jupiter, bebek super Yamaha MX King 150 mungkin saja enggak pernah lahir lho.
Seperti kita tahu, Yamaha MX King 150 sendiri merupakan penerus gen MX yang lahir dari Jupiter MX, hasil pengembangan dari Jupiter Z si penerus Jupiter.
Kali ini GridOto pengin ngajak kamu nostalgia nih sama Yamaha Jupiter Z, bebek 102 cc yang awal produksinya dimulai pada 2001 ini.
Simak lagi yuk perjalanan bebek bermesin 102 cc ini.
Yamaha Jupiter Z sendiri dikembangkan dengan mengambil basis dari Yamaha Vega yang sudah beredar duluan.
Tapi Jupiter Z lahir dengan membawa banyak inovasi yang tak bisa ditemukan di Vega.
Misalnya di sistem pengapian, hingga penghapusan sistem balancing pada kruk as.
Yamaha Jupiter sudah menganut sistem pengapian digital DC.
Baca Juga: Yamaha Jupiter Z Burhan Tampil Manis, Pasang Headlamp LED dan Aksesori Mewah
Arusnya dianggap lebih menguntungkan, karena membuat semburan api busi selalu konstan di setiap putaran.
Otomatis besar api dan lamanya letikan pengapian selalu stabil.
Pembakarannya jadi serempak dan gede, sehingga tercipta power besar dan grafiknya selalu naik.
Yang penting, suplai bensin dan udara konstan, dijamin tenaga jadi yahud.
Selain itu mesin Vega banyak yang komplain lantaran cepat panas.
Para mekanik menduga, itu disebabkan sistem balancer kruk as kurang pas.
Nah, menurut seorang narasumber di Yamaha yang ogah disebut namanya bilang, Jupiter tak dilengkapi pengimbang alias balancer lagi.
Blok silinder juga dipilih dari material paduan aluminium, karena karakter dasar bahan yang gampang menghantar dan meradiasikan panas itu dianggap lebih menguntungkan.
Pantas saja begitu start langsung berasa panas, itu tandanya, panas langsung ditransfer ke udara.
Baca Juga: Yamaha Jupiter MX 135 Tambah Stylish, Upgrade Kaki-kaki Impresif
Paling menonjol, tampilan dapur pacu bisa dilihat dari tutup girboks kiri-kanan.
Tulisan Yamaha tercetak lebih lebar dan dalam.
Tidak seperti di Vega atau Crypton. Perbedaan lain, ada di knalpot.
Sekarang dilengkapi pelindung, agar panas pipa buang tidak langsung menyengat kaki pengendara dan boncenger.
Inovasi lain, terlihat pada lampu depan yang mengaplikasi reflektor jenis kristal.
Bermodel mata belalang, didukung dua lampu 55 watt.
Paling besar dibanding bebek yang keluar duluan.
Paling menarik, lampu utama dan sein kiri-kanan depan belakang dibuat menyatu.
Lebih futuristis dari tampilan bodi dan sepatbor belakang.
Mirip bebek sport 125Z produksi Malaysia yang dijual di pasar lokal.
Namun bukan berarti Jupiter selalu unggul.
Meski bahan rangka sama dengan Vega dan Fl-ZR, yaitu dari pipa bulat, sumbu roda Jupiter lebih panjang 20 mm, atau 2 cm.
Berarti nggak selincah manuver Vega.
Kurang sip menghadapi trek patah-patah.
Pantas saja berat total bertambah.
Dulu cuma 95 kg, sekarang 99 kg.
Saat itu Yamaha Jupiter dijual Rp 900 ribu lebih mahal dari Vega, tepatnya Rp 11.830.000 OTR Jakarta.
Setelah Jupiter versi ini, rupanya peminatnya melonjak hingga Yamaha terus memproduksi Jupiter dengan beberapa ubahan agar makin sporty.
Mulai dari Jupiter lampu burung hantu, Z1, Z1 injeksi, juga versi yang lebih tinggi dimulai dari Jupiter MX 135 hingga jadi MX King 150.
Sobat GridOto ada yang masih punya Yamaha Jupiter edisi pertama ini di rumah?