GridOto.com - Sektor perbankan di Indonesia masih belum bisa maksimal dalam memberikan pembiayaan berupa kredit kendaraan listrik.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, mengingat sektor perbankan masih berasumsi kalau kendaraan listrik dianggap sebagai barang mahal.
Padahal pemerintah sudah menargetkan ada sebanyak 2 juta unit kendaraan listrik di Indonesia pada 2025 mendatang.
"Untuk itu butuh komitmen perbankan dan korporasi untuk mendukung pembiayaan kepada industri dan konsumen kendaraan listrik," jelas Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, dikutip dari channel YouTube Bank Indonesia.
Ia melanjutkan, dengan adanya pertemuan antara Bank Indonesia, pemerintah, dan pelaku industri kendaraan listrik, diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan bersama terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Sekaligus agar sektor perbankan bisa semakin melirik dan mendukung kredit kendaraan listrik pada masa mendatang.
Terlepas dari pembiayaan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah air juga masih dihadapkan dengan sejumlah masalah.
Salah satu hal yang kerap bikin pemerintah dilanda dilema yakni menentukan antara percepatan produksi kendaraan listrik atau ketersediaan fasilitasnya terlebih dulu.
Menurut Moeldoko, jika produksi kendaraan listrik dibuat lebih masif lagi tapi charging station-nya belum siap ya akhirnya jadi masalah.
"Begitu juga kalau charging station dibangun di banyak tempat, tapi ekosistem kendaraan listrik belum berkembang dengan baik tentunya nanti jadi masalah juga," imbuhnya.
Masalah-masalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini membuat beberapa pihak perbankan bakal pikir dua kali untuk memberikan kredit kendaraan listrik.
"Ibarat menentukan lebih dulu mana antara ayam dan telur, jadi semuanya saling menunggu," imbuh Moeldoko.
Ditambah masyarakat yang belum terlalu mengerti manfaat kendaraan listrik juga jadi problem lain dalam pengembangan ekosistemnya.
Untuk masalah ini, ia menyebutkan pemerintah dan pihak-pihak terkait bisa melakukan sosialisasi secara masif ke masyarakat terkait manfaat kendaraan listrik.
"Misalnya tentang baterai kena air bagaimana? Minim kebakaran atau tidak? Lalu terkait ketahanan baterainya dan hal-hal lainnya, itu isu yang berkembang termasuk aftersales-nya," pungkas Moeldoko.