Bos Tim Suzuki Livio Suppo Ungkap Kesalahan Alberto Puig yang Bikin Marc Marquez Mengalami Cedera Panjang

Rezki Alif Pambudi - Jumat, 15 Juli 2022 | 19:15 WIB

Bos Suzuki Livio Suppo ungkap kesalahan Alberto Puig yang bikin situasi sulit buat Marc Marquez dan Honda (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Bos tim Suzuki Ecstar, Livio Suppo, mengungkapkan peran Alberto Puig sebagai salah satu penyebab situasi buruk yang menimpa Marc Marquez dan Honda.

Menurut Livio Suppo, keputusan-keputusan bos tim Repsol Honda Alberto Puig secara tidak langsung membuat cedera Marc Marquez semakin panjang.

Setelah crash di MotoGP Spanyol 2020, Marc Marquez langsung kembali tampil di atas Honda RC213V empat hari setelah menjalani operasi tulang humerus kanannya.

Tindakan Marc Marquez ini awalnya mengundang kekaguman, tapi tak lama malah menjadi malapetaka karena sang juara harus menepi dari trek hingga akhir musim 2020.

Sejak awal, memang seharusnya tidak ada kejadian Marc Marquez kembali balapan dalam empat hari usai menjalani operasi tulang.

Buktinya Marc Marquez harus menjalani cedera panjang dan harus naik ke meja operasi berkali-kali meski sempat tampil lagi di musim 2021 dan awal 2022.

Ada beberapa dokter yang patut disalahkan, Marc Marquez pun patut disalahkan karena terlalu berani, tapi Livio Suppo menilai Alberto Puig juga memegang peranan penting dalam permasalahan tersebut.

"Jika itu pasienku, tanpa alasan penting pun aku akan membiarkannya latihan seperti Marc. Tapi yang sulit adalah menangani atlet papan atas. Apalagi kau adalah manajer tim," ujar Suppo dilansir GridOto.com dari Todocircuito.

Menurut Livio Suppo, Alberto Puig terlalu dekat dengan Marc Marquez secara personal.

Baca Juga: Penyangga Tangan Dilepas, Marc Marquez Mulai Fisioterapi Untuk Pulihkan Cederanya

Hal itu membuat Puig terlalu percaya kepada sang pembalap, padahal dia yang seharusnya menghalangi Marc Marquez saat memaksakan tampil balapan.

"Di Honda dan Ducati, aku mencoba mengatur bahwa tim itu adalah milikku, aku pemilik tim bukannya direktur atau manajer atau nama apapun yang mereka pakai menggambarkanku," ungkap Suppo.

"Kau tak boleh berteman baik dengan pembalap. Kupikir sebagai manajer kau harus mencari keseimbangan antara hubungan bagus dan persahabatan. Karena cepat atau lambat, pabrikan akan membuat perubahan dan persahabatan membuatnya semakin sulit," jelasnya.

Selama pengalamannya menangani Casey Stoner di Ducati ataupun Honda, Livio Suppo merasa harus tetap menjaga jarak.

Begitu pula saat menangani Marc Marquez sebelum kursi bos tim Repsol Honda dilepas ke Puig pada akhir 2017 silam.

"Jika aku masih di Honda, aku akan melakukan apapun untuk menghalangi Marc Marquez kembali ke Jerez sepekan setelah insidennya," sambungnya.

"Ketika kudengar dia kembali, kupikir itu keputusan gila. Aku akan bilang kesehatannya adalah yang utama. Jadi dari luar sulit memahami kenapa mereka membiarkannya kembali balapan," jelasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Otorace (@otorace.1d)