GridOto.com - Pembalap MotoGP punya sistem pedal rem favorit yang disesuaikan dengan gaya balapnya masing-masing.
Walaupun motor MotoGP zaman sekarang lebih dominan menggunakan rem depan, rem belakang masih memegang peranan penting untuk mendukung kerja rem depan.
Rem belakang motor MotoGP berperan sebagai penyeimbang saat motor melewati tikungan.
Penggunaan rem yang tepat akan membuat para pembalap lebih cepat sepersekian detik, dan angka sekecil apapun sangat bernilai di MotoGP.
Dalam satu tim ataupun pembalap yang memakai motor yang sama, belum tentu akan memakai spesifikasi pedal rem yang sama.
Sepanjang kariernya, para pembalap biasanya sudah mencoba berbagi spesifikasi pedal rem hingga akhirnya punya model yang paling disukainya.
Ada beberapa pembalap yang menggunakan pegas tertentu untuk bisa mengatur kekakuan pedal remnya.
Misalnya saja Jack Miller yang memakai rem yang sangat kaku (rigid) karena mencari level sensitivitas yang tinggi dengan kakinya.
Pegas ini ada yang bisa diatur konstanta-nya dan disesuaikan dengan gaya yang disukai pembalap.
Baca Juga: Trauma dengan Penampilannya di MotoGP 2022, Remy Gardner Ogah Lihat Motor Selama Liburan Musim Panas
Contoh lain adalah Takaaki Nakagami yang juga memakai pegas khusus mirip dengan Miller.
Bagian menarik dari pedal rem Nakagami adalah adanya part tambahan di pedalnya, berbentuk balok kecil di tengah-tengah antara footstep dan ujung pedal.
Part tersebut dipakai ketika pembalap membelok ke kanan dengan sudut kemiringan yang tinggi.
Dalam keadaan sangat miring, pembalap akan sulit menginjak ujung pedal rem, dan part tersebut akan membantu.
Prinsip serupa dipakai oleh Alex Rins di motor Suzuki GSX-RR-nya, walaupun tak memakai pegas dengan bentuk seperti punya Nakagami.
Di antara footstep dan ujung pedal ada part tambahan yang seolah menjadi pedal kedua buat Rins.
Pedal yang panjang dipakai saat lurus dan yang pendek dipakai saat menikung dengan sudut kemiringan yang tinggi.
Selain itu ada mur unik yang ada di atas pedal motor Rins.
Mur tersebut bisa diputar untuk membuat pedal lebih pendek lagi agar sistem pengereman lebih dalam ketika disentuh.
Baca Juga: Kesal dengan Stewards, Lin Jarvis Ingin Kasus Fabio Quartararo di MotoGP Belanda 2022 Naik ke CAS
Kadang ada pembalap yang suka dengan pedal lebih panjang dengan adanya karet sebelum kanvas rem menyentuh piringannya.
Sedangkan yang lain lebih suka dengan pedal lebih pendek, yang bisa ditekan sedikit tapi sudah mengerem dengan kuat.
Sedangkan mantan pembalap MotoGP, Valentino Rossi, memakai model yang lebih unik lagi.
Rossi memakai cara tradisional dengan memakai karet elastis yang hanya diikatkan antara silinder dan pedalnya.
Fungsinya mirip-mirip dengan menggunakan pegas seperti beberapa rider lain, namun The Doctor punya alasan sendiri kenapa memakai metode yang lebih sederhana ini.
Selain itu, ada juga pembalap yang meminta dibuatkan rem jempol alias thumb brake untuk bisa memainkan rem belakang dengan lebih leluasa lagi.
Pada awalnya rem jempol ini dibuat untuk membantu pembalap yang kaki kanannya sedang cedera.
Beberapa rider seperti Marc Marquez pun belakangan ini meminta tambahan fitur rem jempol tersebut di motornya.
Tak lain supaya bisa dimanfaatkan ketika motor miring ke kanan dengan sudut yang sangat sempit, dan tidak memungkinkan untuk menginjak pedal rem dengan sempurna.