Fakta-fakta Sirkuit Formula E Jakarta di Ancol, Dari Durasi Balapan Hingga Bentuk Kuda Lumping

Muhammad Rizqi Pradana - Senin, 30 Mei 2022 | 20:00 WIB

Fakta-fakta sirkuit Formula E Jakarta di Ancol, dari perkiraan durasi balapan hingga alasan bentuk mirip kuda lumping. (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Tidak terasa, gelaran Formula E Jakarta ternyata tinggal menghitung hari saja.

Pasalnya, Formula E Jakarta akan digelar Sabtu, (4/6/2022) akhir pekan ini di sirkuit Ancol, Jakarta Utara.

Bicara soal sirkuit, lintasan balap bernama lengkap Jakarta International E-Prix Circuit tersebut punya beberapa fakta menarik nih.

Pertama, balapan Formula E Jakarta di sirkuit Ancol diprediksi akan berlangsung selama 38 lap.

Tidak seperti F1, balap Formula E dilangsungkan dengan patokan waktu 45 menit ditambah 1 lap.

“Dengan panjang lintasan sirkuit 2,4 kilometer, balapannya mungkin akan berlangsung selama 38 lap,” ujar Nuno Fernandes dari Formula E Operations (FEO) kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Rianto Prasetyo/Gridoto.com
Sirkuit Formula E Jakarta di Ancol ketika masih dalam tahap pengerjaan.

“Sesuai dengan rata-rata balapan kami secara global yaitu 35-38 lap, dengan catatan tidak ada waktu tambahan,” tambah pria yang juga menjabat sebagai Jakarta E-Prix Operations Manager itu.

Fakta kedua, sirkuit Formula E Jakarta di Ancol diklaim sebagai sirkuit permanen dengan pembangunan tercepat di dunia.

Baca Juga: Dipamerkan Saat Car Free Day, Kenalan Dulu Dengan Mobil Balap Formula E dari Generasi ke Generasi

Karena sejak dimulai pada awal Februari 2022 hingga rampungnya lintasan pada akhir April lalu, proses pembangunan sirkuit Formula E Jakarta hanya memakan waktu kurang lebih 60 hari.

Fakta ketiga, sirkuit Formula E Jakarta di Ancol punya layout atau bentuk yang mirip kuda lumping.

Alasannya, kompleks tikungan 10 hingga 18 disebut tampak membentuk bagian kepala Kuda Lumping.

Sementara tikungan pertama hingga kelima, menyerupai bagian belakang ‘kuda’ yang berasal dari kesenian tradisional khas Ponorogo, Jawa Timur tersebut.

Pradana/GridOto.com
Bukan sengaja, ini alasan sirkuit Formula E Jakarta di Ancol bentuknya mirip Kuda Lumping.

“Tapi itu kebetulan saja, karena FEO menilai bahwa seperti itulah layout yang paling efektif untuk memenuhi kriteria yang ada,” ujar Irawan Sucahyono, Vice President of Infrastructure and General Affairs Formula E - Jakpro kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Seluruh kriteria tersebut meliputi panjang lintasan di antara 2,4 hingga 2,7 kilometer dan keberadaan lintasan lurus yang panjang diikuti tikungan tajam.

Hal ini sengaja dibuat untuk membantu regenerasi daya listrik mobil balap Formula E, sekaligus memperbanyak kesempatan untuk melakukan overtake.

Fakta keempat, sirkuit Formula E Jakarta di Ancol bisa dibilang didesain untuk mobil masa depan mereka yaitu Gen3.

Karena tidak seperti sirkuit Formula E lain yang umumnya memiliki standar homologasi 3E, sirkuit Ancol ditargetkan mencapai standar 2E.

Menurut aturan FIA Appendix O 2021, sirkuit dengan homologasi FIA Grade 3E adalah untuk mobil listrik dengan rasio berat/tenaga antara 2-3 kg/dk.

FIA Formula E
Ilustrasi mobil balap Formula E Gen 3.

Namun aturan tersebut tampak berubah dengan kehadiran mobil balap Formula E Gen3 tahun depan yang lebih bertenaga dan ringan ketimbang sebelumnya.

Karena dalam aturan yang sama, kini tertulis homologasi baru yaitu FIA Grade 2E, untuk mobil listrik dengan rasio berat/tenaga antara 1-2 kg/dk.

Dengan tenaga maksimal 470 dk dan berat 840 kg, mobil balap Formula E Gen3 memiliki rasio berat/tenaga sebesar 1,7 kg/hdk p yang cocok dengan tingkat homologasi FIA Grade 2E tersebut.

“Homologasinya sendiri adalah untuk FIA Grade 2, yang cocok berdasarkan kecepatan dari mobil yang kami gunakan,” ujar Gemma Roura Serra, Event Director Jakarta E-Prix dari FEO kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.