GridOto.com – Teknologi militer ternyata mendapat tempat di MotoGP dan siapa sangka, teknologi canggih ini digunakan oleh tim Suzuki Ecstar.
Diberitakan, Joan Mir memenangkan gelar dunia MotoGP pada tahun 2020 dan Alex Rins menunjukkan konsistensi tertentu dalam hasil yang diraih, berkat sistem teknologi canggih yang digunakan di dalam garasi tim.
Yaitu sistem radio yang berasal dari dunia militer, yang tidak memerlukan WiFi atau frekuensi radio.
“Sistem ini memiliki jangkauan yang sangat luas,” kata teknisi komputer tim Suzuki Ecstar, Claudio Rainato, kepada Speedweek.com.
“ini adalah teknologi militer yang bekerja dengan baik bahkan dari jarak beberapa kilometer dan memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan sempurna," lanjutnya.
Sistem ini dianggap sempurna untuk olahraga yang sangat terbatas seperti MotoGP, di mana komunikasi harus dilakukan hingga milidetik.
Teknologi ini sangat berguna jika terjadi perubahan cuaca yang tiba-tiba atau ada kecelakaan.
“Seorang anggota tim yang berkomunikasi dengan kami dapat menghemat detik atau bahkan menit yang penting,” ujar Claudio Rainato.
“Kami tahu dengan sangat cepat jika ada kecelakaan, masalah teknis, atau jika hujan mulai turun. Kalau tidak, kami harus menunggu hujan turun di pit lane atau di layar TV,” jelasnya.
Baca Juga: Juara Dunia GP 500 cc Kevin Schwantz Ungkap Alasan Suzuki Keluar dari MotoGP
Baca Juga: Jelang MotoGP Prancis 2022 Joan Mir Kasih Kode Siap Jadi Rekan Setim Marc Marquez
Ia menambahkan, “Komunikasi dapat membawa kita untuk mengambil alih pada waktu yang tepat dan menjadi penentu menang atau kalah.”
Komunikasi radio memungkinkan para engineer di Jepang untuk mengikuti apa yang terjadi di sirkuit.
“Perlengkapannya adalah headset, radio, dan jaringan, perangkat lunak, dan perangkat keras khusus,” bilang Claudio.
“Ada beberapa berita penting yang kita butuhkan segera, ada berbagai saluran untuk itu,” sebut test track electronic engineer di Suzuki ini.
“Misalnya, ada grup utama di mana mekanik, chief engineer, dan teknisi elektronik terhubung. Mereka adalah orang-orang yang terus-menerus mendengarkan dan berbicara,” jelasnya.
Sayangnya, pada musim MotoGP berikutnya itu hanya menjadi kenangan bagi semua orang yang terlibat di pit tim Suzuki yang berencana meninggalkan MotoGP.