GridOto.com - Setelah menjadi runner up tahun lalu, pembalap Ducati Pecco Bagnaia tampil kurang menggigit di awal MotoGP 2022.
Pecco hanya menempati posisi ke-12 di klasemen dengan koleksi 23 poin saja dalam empat balapan awal MotoGP 2022.
Murid Valentino Rossi ini ketinggalan 38 poin dari pemuncak klasemen sementara MotoGP 2022, Enea Bastianini.
Harus diakui, menurunnya penampilan Pecco juga disebabkan karena motor Desmosedici GP22 yang masih belum optimal.
GP22 mengalami beberapa masalah, para jokinya masih kalah dari Bastianini yang memakai Desmosedici GP21.
Baik Johann Zarco, Jack Miller, Jorge Martin serta Luca Marini, masing-masing punya keluhannya terhadap Desmosedici GP22.
Tapi selain soal teknis motor, Pecco juga punya beberapa kelemahan yang kadang membuatnya terlihat lemah di situasi tertentu.
Hal itu diungkap oleh kepala mekaniknya sendiri, Cristian Gabarrini.
Pertama adalah tekanan yang dirasakannya terlalu besar.
Baca Juga: Kalah Cepat dari Pembalap Ducati Lainnya, Luca Marini Merasa Kelebihan Berat Badan
"Ketika kau membuat motor baru, wajar banyak hal yang harus diselesaikan," ujar Gabarrini dilansir GridOto.com dari Tuttomotoriweb.
"Lebih lanjut menurutku, Pecco membawa terlalu banyak tekanan, dia punya harapan terlalu tinggi terhadap dirinya," imbuhnya.
Selain itu Pecco terlalu jujur dan baik, kadang itu malah menjadi bumerang.
Gaya balapnya terlalu bersih tak seperti pembalap lain yang lebih agresif.
"Pecco punya bakat hebat yang bisa kuprotes adalah dia terlalu baik, kadang dia kurang kejam, dia adalah anak yang baik tapi kadang dia harus lebih sedikit jahat," jelas Gabarrini.
"Pecco punya ruang untuk tumbuh, tapi di beberapa level semua tergantung isi kepala sang pembalap," jelasnya.